Manchester United, Lama Puasa Gelar tapi Masih Penuh Pesona

19 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Musim terburuk dalam sejarah modern tidak membuat Manchester United kehilangan daya tarik. Meski finis di posisi ke-15 Premier League, klub ini tetap diburu para pemain.

Nama besar dan sejarah panjang menjadi magnet kuat yang tak mudah pudar. Bagi sebagian pemain, mengenakan jersey merah masih jadi mimpi masa kecil yang ingin diwujudkan.

Artikel ini mengulas alasan mengapa United tetap menarik, siapa saja yang terpikat, dan apa yang membuat pesona Old Trafford tetap menyala di tengah krisis performa.

Klub Raksasa Meski Terpuruk

Tak banyak klub yang bisa jatuh sedalam United dan tetap berdiri setegak itu. Pada 1973-74, mereka sempat terdegradasi tapi malah mencetak lonjakan jumlah penonton.

Fakta bahwa mereka bisa mengumpulkan 81 ribu fans untuk laga Piala FA melawan tim non-liga di stadion netral membuktikan daya tarik mereka. Saat itu Old Trafford rusak akibat Perang Dunia II, tapi semangat pendukung tak ikut runtuh.

Warisan inilah yang membuat klub ini terus bertahan di antara raksasa dunia, bersanding dengan Barcelona dan Real Madrid sebagai institusi global dalam sepak bola.

DNA Klub yang Masih Bernyawa

United bukan sekadar klub, tapi simbol sepak bola menyerang, pemain muda, dan semangat pantang menyerah. Rata-rata penonton di Old Trafford musim lalu mencapai 73.815 orang.

CEO klub, Omar Berrada, mengatakan tak sulit menarik pemain baru meski tanpa tiket Liga Champions. Menurutnya, yang terpenting adalah pemain yang datang benar-benar ingin membela United.

Jika ada yang menolak karena tak main di Liga Champions, maka mereka bukan tipe pemain yang dicari klub. Pernyataan itu menunjukkan standar idealisme yang masih dijaga.

Lebih dari Sekadar Gaji

Uang tentu berperan, tapi bukan satu-satunya alasan. Banyak klub lain bisa memberi gaji besar, tapi tak semua bisa menawarkan sejarah dan sorotan global seperti United.

Bermain di depan stadion penuh tiap pekan di liga terbaik dunia tetap menjadi daya tarik utama. Bahkan beberapa laga saja cukup mengangkat reputasi seorang pemain.

Brentford dan Bournemouth mungkin bisa mengalahkan United di lapangan, tapi tak bisa menawarkan warisan yang sama. Old Trafford tetap simbol keagungan.

Jejak Legenda dan Mimpi Masa Kecil

Matheus Cunha adalah contoh nyata. Ia baru saja bergabung dari Wolves dan mengaku sudah mencintai United sejak menonton di rumah neneknya di Brasil.

Meski belum ada gelar liga selama lebih dari satu dekade, sejarah klub tetap hidup di benak para pemain. Mereka ingin jadi bagian dari kebangkitan dan menciptakan era baru.

Hojlund mungkin bukan Haaland, dan United tak lagi merebut bintang dari Spurs. Namun, tradisi mendatangkan talenta potensial tetap terjaga.

Fans rival mungkin tak paham kenapa pesona United begitu besar. Tapi mereka juga tak bisa menyangkalnya, karena efeknya bisa dirasakan di mana-mana.

Read Entire Article
Bisnis | Football |