Marselino dan Ole di Oxford United: Menantang Beratnya Sepak Bola Inggris

1 week ago 14

Liputan6.com, Jakarta Marselino Ferdinan dan Ole Romeny kembali tampil di Indonesia, kali ini bukan bersama Timnas Indonesia, melainkan Oxford United. Klub asal Inggris itu menjadi salah satu peserta undangan dalam turnamen Piala Presiden 2025.

Oxford United akan memulai petualangannya di Grup A menghadapi Liga Indonesia All Star. Pertandingan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu, 6 Juli 2025 pukul 19.30 WIB.

Kehadiran dua penggawa Timnas Indonesia itu menyedot perhatian publik. Terlebih, laga ini menjadi ajang unjuk gigi di depan para penonton Tanah Air.

Tantangan Fisik dan Adaptasi

Bertarung di sepak bola Inggris bukan hal mudah, bahkan untuk pemain asal Eropa sekalipun. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyoroti pentingnya aspek fisik dan taktik di sana.

“Karena gini, sepakbola Inggris itu sangat amat berat. Kenapa? Tidak hanya taktikalnya. Banyak pelatih-pelatih dunia yang melatih di situ. Namun, fisiknya juga sangat, sangat prima,” ujar Erick.

Ia menambahkan, “Marselino juga saya lihat mulai agak tebal sekarang, benar tidak? Itu memang realitanya.” Menurut Erick, ketahanan fisik sangat krusial untuk bersaing di level atas.

Menempa Diri di Negeri Orang

Marselino perlahan mulai menunjukkan perkembangan dalam hal adaptasi permainan. Kendati usianya masih muda, proses yang dijalani di Inggris memberi dampak positif.

“Informasinya, Marselino sudah mulai bisa beradaptasi,” ujar Erick dalam pernyataannya. Ia menilai proses adaptasi itu krusial untuk membentuk mental dan karakter.

Sementara itu, performa Ole Romeny dinilai masih belum konsisten. “Sama, Ole Romeny pun kalau kita lihat di musim kemarin masih naik-turun. Di laga ini bagus, di laga ini (kurang),” tambah Erick.

Harapan untuk Sepak Bola Indonesia

Pengalaman Marselino dan Ole di Inggris menjadi cerminan penting bagi pemain Indonesia lainnya. Sepak bola nasional dinilai masih harus mengejar dari segi daya tahan dan ketahanan fisik.

“Pemain kita di Liga Indonesia, ini yang harus Liga (PT LIB) dorong untuk perbaikan, benturan jatuh supaya diprit (bunyi peluit wasit),” tegas Erick. Ia berharap karakter petarung bisa tumbuh sejak dari kompetisi lokal.

Menurutnya, pemain Indonesia masih terlalu mudah terjatuh saat berbenturan. “Ini karakter-karakter yang harus dibangun juga di pemain Timnas kita harus tahan jatuh,” kata Erick lagi.

Laga antara Oxford United melawan Liga Indonesia All Star menjadi panggung bagi Marselino dan Ole membuktikan kapasitas mereka. Di hadapan publik sendiri, mereka punya kesempatan menjawab tantangan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |