Liputan6.com, Jakarta Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengirim pesan tegas kepada para pemain naturalisasi: tidak ada tempat bagi mereka yang hanya mengandalkan status kewarganegaraan.
Dalam sesi konferensi pers usai laga uji coba melawan China, Kamis (5/6/2025), Kluivert menegaskan bahwa pemilihan pemain di skuad Garuda murni berdasarkan kualitas dan performa, bukan latar belakang atau status kewarganegaraan.
Mantan striker timnas Belanda itu bahkan tak segan mencoret dua nama pemain naturalisasi, Jordi Amat dan Shayne Pattynama, dari daftar skuad jelang pertandingan.
"Semuanya berdasarkan kemampuan. Saya ingin semua pemain bersaing secara sehat. Pemain naturalisasi tidak akan mendapat tempat otomatis," ujar Kluivert dengan nada serius.
Kepercayaan Patrick Kluivert
Pada laga melawan China, Kluivert memberikan kesempatan kepada sejumlah pemain lokal untuk tampil sejak awal. Nama-nama seperti Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, Yakob Sayuri, dan Rizky Ridho dipercaya sebagai starter. Sementara di babak kedua, giliran Beckham Putra Nugraha dan Ramadhan Sananta yang diberi menit bermain.
Langkah Kluivert ini menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan pemain lokal, sekaligus memberi sinyal bahwa status naturalisasi bukanlah jaminan utama untuk mengenakan seragam Merah Putih.
"Saya sangat menghormati pemain lokal. Dari awal saya sudah katakan bahwa saya ingin melihat kemampuan mereka secara langsung. Jika mereka menunjukkan kualitas, tentu saya akan beri kesempatan," imbuh eks pemain Ajax Amsterdam tersebut.
Tak Ada Pemain Naturalisasi Baru
Tak hanya itu, Kluivert juga menutup pintu bagi penambahan pemain naturalisasi baru. Ia menyatakan puas dengan komposisi skuad yang ada saat ini.
"Saya sudah cukup puas dengan tim ini. Saya tidak merasa perlu menambah pemain naturalisasi lagi. Tim yang saya miliki saat ini sudah kompetitif dan saya percaya pada mereka," tegasnya.
Pernyataan Kluivert ini menjadi angin segar bagi para pemain lokal yang selama ini merasa tersisih akibat dominasi pemain keturunan. Dengan pendekatan meritokrasi yang diterapkan pelatih anyar ini, persaingan di tubuh Timnas Indonesia dipastikan akan semakin ketat dan sehat.