Liputan6.com, Jakarta Dunia sepak bola tak pernah kehabisan sosok kontroversial dan penuh warna. Ada Ronaldinho dan Neymar yang bermain dengan senyum dan kejenakaan, atau Mario Balotelli yang kerap membuat heboh dengan tingkahnya. Tapi, jika bicara tentang pemain yang hidupnya seperti film blockbuster, Paul Pogba adalah salah satu yang paling ikonik.
Dari kemunculannya yang gemilang di Manchester United, sukses besar di Juventus dengan gol-gol spektakuler, hingga kembali ke Old Trafford dengan harga fantastis (£100 juta), karier Pogba selalu penuh gebrakan. Namun, perjalanannya belakangan ini justru lebih mirip rollercoaster: cedera panjang, skorsing doping, hingga perseteruan keluarga yang memilukan.
Kini, setelah 18 bulan vakum, Pogba siap kembali. Kabarnya, ia telah sepakat dengan AS Monaco dengan kontrak dua tahun—sebuah langkah besar untuk pemain berusia 32 tahun yang terakhir bermain pada September 2023.
Latihan Keras di Balik Layar
Meski tanpa klub, Pogba tak pernah berhenti bekerja. Akun Instagram-nya dipenuhi video latihan intensif: megang Lionel Messi, mempermalukan YouTuber IShowSpeed, hingga bermain tenis kepala bersama bintang NBA Jimmy Butler.
Pogba juga kerap terlihat berlatih dengan Kobbie Mainoo (Manchester United) dan Leny Yoro, serta menjalin silaturahmi dengan mantan rekan setimnya di Piala Dunia Antarklub.
Monaco tentu tak akan menawarkan kontrak panjang jika Pogba tidak dalam kondisi prima. Dan dari semua postingannya, satu hal jelas: fisiknya tetap mengesankan.
Drama Keluarga yang Mengguncang
Namun, di balik senyum dan kegembiraannya, Pogba menghadapi ujian terberat dalam hidup. Ia menjadi korban pemerasan oleh orang-orang terdekat, termasuk kakaknya sendiri, Mathias Pogba. Kasus ini bermula dari ancaman dan penculikan oleh sekelompok orang yang menuntut €13 juta untuk "jasa perlindungan".
Mathias bahkan menyebarkan rumor bahwa Pogba menyewa dukun untuk menyihir Kylian Mbappe—klaim yang dibantah mentah-mentah. Setelah dua tahun penyelidikan, Mathias dihukum tiga tahun penjara (dua tahun di antaranya ditangguhkan) dan didenda €20.000.
"Ini bisa menghancurkan keluarga, memicu perang. Aku sempat mempertanyakan segalanya—popularitas, sepak bola, bahkan tujuan hidupku," ujar Pogba, menggambarkan betapa dalam lukanya.
Tetap Bertahan, Tetap Bersinar
Di tengah semua itu, Pogba tetap mencari cara untuk bangkit. Ia sempat mencicipi dunia akting dengan berperan sebagai pelatih muda dalam film Prancis Four Zeroes, menghadiri Festival Film Cannes bersama istrinya, Zulay, bahkan bertemu Patrice Evra—yang tengah mempersiapkan debut MMA-nya.
Tapi jangan salah, fokus utamanya tetaplah sepak bola. "Dia telah melewati pertarungan mental yang berat. Banyak pemain yang mungkin menyerah, tapi bukan Pogba," tulis salah satu sumber.
Kini, dengan Monaco sebagai panggung barunya, Pogba punya misi: membuktikan bahwa ia masih bisa menjadi yang terbaik. Sebagai juara Piala Dunia dan salah satu gelandang paling berbakat di generasinya, ia tak ingin karirnya berakhir dengan tanda tanya.
Satu hal yang pasti: kisah Paul Pogba belum selesai. Dan seperti biasa, ia akan menuliskannya dengan caranya sendiri—penuh gaya, penuh drama, dan tak pernah setengah-setengah.
Sumber: Daily Mail