Penghormatan Allegri untuk Mendiang Sang Guru Usai Kemenangan Milan atas Roma: Galeone Mengajarkan Saya Segalanya

Liputan6.com, Jakarta Kemenangan AC Milan atas AS Roma, Senin (3/11/2025) menyimpan kisah emosional bagi Massimiliano Allegri. Sang pelatih harus memimpin timnya dalam kondisi berduka. Beberapa jam sebelum laga, ia menerima kabar wafatnya Giovanni Galeone.

Galeone adalah mentor sekaligus sahabat dekat Allegri. Ia meninggal dunia di usia 84 tahun. Kepergian ini menjadi pukulan berat bagi Allegri.

Momen ini mengungkap sisi personal sang pelatih. Persahabatan mereka telah terjalin erat selama 35 tahun. Allegri pun mendedikasikan kemenangan ini untuk sang mentor.

Dalam konferensi pers, Allegri tak kuasa menahan haru. Ia menceritakan bagaimana Galeone mengubah hidup dan kariernya. Utang budi itu akan selalu ia kenang selamanya.

Massimiliano Allegri menyebut hari pertandingan itu sebagai hari yang menyedihkan. Ia kehilangan sosok yang sangat ia sayangi. Sosok itu adalah 'Sang Mister', panggilan akrabnya untuk Galeone.

Kemenangan atas Roma pun terasa campur aduk baginya. Di satu sisi ia senang timnya meraih tiga poin. Di sisi lain, ia merasakan duka yang mendalam.

"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi saya," kata Allegri.

"Kita kehilangan 'Sang Mister' yang sangat saya sayangi setelah 35 tahun persahabatan," lanjutnya.

Allegri kemudian bernostalgia ke masa lalunya. Ia menceritakan awal pertemuannya dengan Galeone di Pescara pada tahun 1991. Saat itu, ia direkrut sebagai 'paket' bersama pemain lain.

Galeone, yang saat itu melatih Pescara, langsung melihat bakat terpendam Allegri. Momen itu terjadi hanya dalam setengah jam sesi latihan. Galeone memiliki pandangan tajam yang mengubah karier Allegri.

"Saya bergabung dengan Pescara pada 1991. Mereka telah merekrut Massara dan memasukkan saya ke dalam paket," kenang Allegri.

Galeone adalah sosok yang mengubah total karier bermain Allegri. Sang mentor melihat potensi Allegri di posisi yang berbeda. Ia diminta berhenti bermain sebagai trequartista atau penyerang lubang.

Galeone memintanya bermain sebagai mezz'ala (gelandang sayap). Perubahan posisi itulah yang menjadi awal mula karier bermain Allegri. Sebuah keputusan fundamental yang mengubah segalanya.

"Setelah setengah jam latihan, dia berkata jika Anda ingin bermain sepak bola, Anda tidak bisa menjadi trequartista," jelas Allegri.

"Anda harus menjadi mezz'ala. Dari situlah karier bermain saya yang sederhana benar-benar dimulai," ungkapnya.

Publik mengenal Giovanni Galeone sebagai pelatih dengan filosofi menyerang. Ia adalah sosok yang sangat ofensif. Namun, Allegri mengungkap sebuah fakta mengejutkan.

Allegri mengaku belajar banyak hal dari sang mentor. Ironisnya, ia justru mempelajari semua konsep taktikal defensif darinya. Hal inilah yang membentuk filosofi Allegri sebagai pelatih top.

"Dia mengajari saya begitu banyak," kata Allegri.

"Dan terlepas dari kenyataan bahwa dia dikenal sebagai pelatih menyerang yang hebat, saya juga belajar semua konsep taktis defensif saya darinya," tutupnya.