Perbandingan Statistik Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo: Lini Depan MU Bakal Sangat Berbahaya

16 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/2025 menjadi salah satu periode tergelap dalam sejarah Manchester United. Gagal total di Premier League, tersingkir dari zona Liga Champions, dan menutup musim dengan kekalahan di final Liga Europa melawan Tottenham, Setan Merah terjerembab di titik nadir.

Untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, mereka finis di luar 10 besar liga. Bahkan, performa ini disebut sebagai yang terburuk sejak klub terdegradasi pada 1975.

Kini, Ruben Amorim menghadapi tantangan besar: membangun ulang tim yang kehilangan arah, dengan skuad yang tak cocok dengan gaya permainan fleksibel miliknya.

Namun, ada secercah harapan di awal jendela transfer musim panas ini. Manchester United sukses mendatangkan Matheus Cunha dari Wolverhampton dengan biaya £62,5 juta.

Selain itu, Bryan Mbeumo juga sudah menetapkan keputusan untuk bergabung dengan United. Kini, transfer Mbeumo masih menunggu kesepakatan antara Setan Merah dengan Brentford.

Dua pemain ini membawa serta catatan produktivitas yang menarik—kombinasi keduanya mencetak 35 gol dan 13 assist musim lalu, sementara seluruh tim Manchester United hanya mampu mencetak 44 gol.

Masalah Pelik Manchester United

Salah satu kelemahan terbesar United musim lalu adalah buruknya penyelesaian akhir. Mereka menempati peringkat ke-13 dalam statistik expected goals (xG) dan bahkan gagal memenuhi ekspektasi itu, dengan selisih minus 12,91 xG—hanya lebih baik dari Bournemouth dan Southampton yang terdegradasi. Bahkan, dalam 11 pertandingan liga, mereka gagal mencetak gol sama sekali.

Rasmus Hojlund belum berkembang seperti yang diharapkan, dan Joshua Zirkzee juga kesulitan beradaptasi di musim debutnya di Inggris. Tidak ada satu pun pemain United yang menembus dua digit gol di Premier League musim lalu.

Amorim juga secara terbuka mengungkapkan kekagetan atas kurangnya atribut fisik dalam skuadnya.

Statistik dan Karakteristik Bryan Mbeumo

Dalam konteks ini, Mbeumo membawa angin segar. Mbeumo termasuk pemain tercepat dan paling rajin sprint di liga musim lalu, dengan 870 sprint dan kecepatan puncak 22,76 mil per jam.

Sepanjang Liga Inggris musim lalu, Mbeumo tercatat selalu bermain dalam 38 pertandingan Brentford. Striker Kamerun itu tercatat menciptakan 20 gol dan duduk di papan atas daftar top skor.

Tak cuma itu, Mbeumo juga berperan aktif menciptakan peluang untuk reka-rekannya. Striker 25 tahun itu tercatat menciptakan delapan assist.

Statistik dan Karakteristik Matheus Cunha

Sementara Matheus Cunha, meski sempat dikritik karena terlalu sering berjalan di lapangan, justru mencatat data sprint yang solid di Wolves dan dikenal memiliki etos kerja tinggi sejak bermain di RB Leipzig dan Atletico Madrid.

Dari 33 pertandingan yang ia lakoni bersama Wolverhampton musim lalu, Cunha tercatat 25 kali sukses menjaringkan bola ke gawang lawan.

Selain itu, Cunha juga berandil enam kali memberikan assist bagi rekan setimnya.

Ketajaman Mbeumo dan Cunha

Namun, meskipun keduanya membawa statistik mengesankan, ada pertanyaan besar tentang keberlanjutan performa mereka. Mbeumo dan Cunha tercatat sebagai dua pemain dengan overperformance xG tertinggi musim lalu: +6,79 dan +6,3.

Artinya, mereka mencetak gol lebih banyak dari yang seharusnya. Apakah ini pertanda finishing kelas elite, atau sekadar musim terbaik yang tak akan terulang?

Riwayat Mbeumo tak sepenuhnya meyakinkan, karena dalam tiga musim sebelumnya ia gagal menembus 10 gol per musim. Sementara Cunha memang tampil konsisten sejak bergabung dengan Wolves, dengan catatan 29 gol dari xG sebesar 20,1—sebuah indikasi bahwa ia punya insting gol yang solid.

Sumber: Transfermarkt, FC Tables

Read Entire Article
Bisnis | Football |