Liputan6.com, Jakarta Legenda Prancis, Marcel Desailly, mengungkapkan Zinedine Zidane pernah menolak tawaran menggiurkan dari dua klub besar Premier League yakni Manchester United dan Chelsea.
Zinedine Zidane adalah salah satu pelatih tersukses dalam sejarah Real Madrid. Ia mengoleksi total 11 trofi selama menangani Los Blancos dalam dua periode berbeda.
Di bawah komandonya, Madrid meraih tiga gelar Liga Champions secara beruntun, sebuah pencapaian langka di era modern. Selain itu, Zidane juga mempersembahkan dua gelar La Liga yang penuh tekanan.
Kepemimpinan Zidane membawa kestabilan dan karakter pada skuad bertabur bintang. Ia dihormati tidak hanya karena status legendarisnya sebagai pemain, tetapi juga karena kecerdasan taktiknya sebagai pelatih.
Kesuksesan Zidane bersama Madrid menjadikannya salah satu kandidat paling diincar oleh klub-klub besar. Namun, keputusan-keputusan sang legenda justru sering kali melawan arus pasar.
Zidane Tolak Tawaran Fantastis dari Man United & Chelsea
Marcel Desailly mengungkap bahwa Zinedine Zidane pernah mendapatkan tawaran menggiurkan dari Manchester United dan Chelsea. Kedua klub tersebut bahkan dikabarkan berani memberikan cek kosong demi mendatangkannya sebagai pelatih kepala.
Namun, Zidane tidak tergoda dengan rayuan dari Inggris. Ia menunjukkan bahwa ambisinya tidak sekadar soal uang atau gengsi klub besar.
Hal tersebut diungkapkan Desailly saat menanggapi kabar bahwa ada klub Arab Saudi yang mengincar jasa Zidane. Ia yakin sang kompatriot tak akan mau pindah ke Saudi Pro League.
"Apakah Zinedine Zidane akan tergoda oleh Arab Saudi? Ia memiliki cek kosong di atas meja dari Chelsea dan cek kosong dari Manchester United dan menolaknya. Ia tidak menginginkannya karena uang," ujar Desailly kepada Oddspedia, seperti dikutip dari Goal.
Ambisi Zidane Hanya Tertuju ke Timnas Prancis
Alasan utama Zidane menolak pekerjaan di Inggris maupun di Liga Pro Saudi berkaitan erat dengan prioritas pribadinya. Ia disebut sangat mendambakan kesempatan melatih tim nasional Prancis.
Zidane sejak lama memantau perkembangan Les Bleus dari jauh, bahkan saat masih aktif sebagai pelatih klub. Ia percaya bahwa waktunya akan tiba untuk mengambil alih kursi pelatih yang kini masih dipegang Didier Deschamps.
Desailly meyakini bahwa Zidane merasa punya ikatan emosional dengan tim nasional, yang tidak bisa digantikan dengan proyek mana pun di level klub. "Ia gemar bepergian dan selalu mengawasi tim nasional Prancis. Ia siap karena Didier Deschamps telah memulai transisi."
Zidane Menanti Momen yang Tepat untuk Mengambil Alih Les Bleus
Deschamps saat ini masih memimpin timnas Prancis menuju Piala Dunia 2026. Namun, banyak pihak memprediksi bahwa turnamen itu akan menjadi penutup era sang pelatih.
Situasi ini membuka jalan lebar bagi Zidane untuk mengambil alih kursi pelatih Prancis. Dengan statusnya sebagai legenda nasional, Zidane dianggap pilihan alami untuk membawa generasi baru ke level tertinggi.
Desailly optimistis bahwa Zidane akan mampu memaksimalkan potensi talenta muda Prancis. "Setidaknya selama delapan tahun ke depan Prancis akan berada di level teratas di Eropa," katanya menegaskan.
(Goal)