Rahasia Besar Sir Alex Ferguson: Tidak Diajak Bicara Pemain MU Gegara Final Piala FA

1 month ago 8

Liputan6.com, Jakarta Sir Alex Ferguson dikenal sebagai sosok manajer legendaris Manchester United. Dalam masa kepemimpinannya, banyak momen penuh tekanan yang ia hadapi, termasuk saat menentukan susunan pemain untuk laga-laga penting.

Namun, satu keputusan yang ia ambil dalam final Piala FA 1990 rupanya berbuntut panjang, bahkan meretakkan hubungan personal dengan salah satu pemain andalannya.

Jim Leighton, kiper utama Setan Merah kala itu, menjadi korban dari keputusan tegas Ferguson. Setelah tampil di laga final kontra Crystal Palace yang berakhir imbang 3-3, Leighton secara mengejutkan dicadangkan untuk laga ulangan.

Sebagai gantinya, Ferguson menurunkan Lee Sealey, yang akhirnya membantu MU menang 1-0 dan meraih trofi pertama sang manajer di Old Trafford. Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan publik, tapi juga melukai hati Leighton.

Persoalan ini kemudian menjadi rahasia besar yang baru dibuka Ferguson di kemudian hari. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan bahwa Leighton tak pernah berbicara dengannya lagi setelah pertandingan tersebut.

Bagi Ferguson, itu adalah harga yang harus dibayar dari keputusan yang diyakininya sebagai langkah yang benar, meski secara emosional mengorbankan hubungan dengan salah satu pemain yang ia bawa sendiri dari Aberdeen.

Konflik di Balik Layar: Jim Leighton Merasa Dikhianati

Jim Leighton bukanlah pemain sembarangan di skuad Manchester United saat itu. Ia adalah penjaga gawang berpengalaman yang telah tampil 91 kali untuk klub, dan datang dengan kepercayaan penuh dari Ferguson yang sebelumnya pernah melatihnya di Aberdeen.

Keputusan untuk mencadangkannya di pertandingan ulang final Piala FA 1990 membuat Leighton merasa dihianati oleh sosok yang pernah memberinya debut di dunia profesional.

Dalam wawancara bersama BBC Sport tahun 2018, Leighton secara tegas menyatakan bahwa ia tidak pernah lagi berbicara dengan Ferguson sejak hari itu.

"Kami tidak pernah berbicara lagi sejak itu dan tidak akan pernah melakukannya lagi," ujarnya. Bahkan ketika Lee Sealey menawarkan medali kemenangan kepadanya, Leighton menolaknya dengan tegas. Ia merasa trofi itu tidak pantas untuk dirinya karena tidak ikut bermain dalam laga yang menentukan.

Keputusan Sulit dan Konsekuensinya

Bagi Sir Alex Ferguson, mencadangkan Leighton bukanlah keputusan yang diambil secara emosional, melainkan berdasarkan analisis tajam dan naluri manajerial yang terbentuk dari pengalaman panjangnya.

Ia melihat bahwa Leighton tidak memiliki kepercayaan diri yang sama seperti sebelumnya. Dalam suasana laga krusial seperti final, kepercayaan diri menjadi kunci utama, apalagi bagi seorang penjaga gawang.

"Apakah ia penjaga gawang yang lebih baik daripada Jim? Tidak, tetapi ia merasa begitu, dan itu terkadang bisa menjadi penting," ujar Ferguson soal pilihannya kepada Lee Sealey.

Bagi Ferguson, rasa percaya diri seorang pemain bisa lebih menentukan ketimbang sekadar kemampuan teknis di atas kertas. Ia menggambarkan Sealey sebagai sosok yang penuh keyakinan, meski terkadang terlalu percaya diri dan cenderung arogan.

“Les Sealey sombong dan terkadang sangat arogan, jadi saya tidak memperkirakan dia akan kehilangan ketenangannya di Wembley,” lanjut Ferguson.

Sumber: SportBible

Klasemen Premier League 2025/2026

Read Entire Article
Bisnis | Football |