Liputan6.com, Jakarta Tottenham Hotspur kembali menapaki panggung final Eropa, kali ini akan bertarung di Liga Europa. Di tengah musim domestik yang mengecewakan, Spurs justru mendapatkan kesempatan meraih trofi di pentas Liga Europa.
Anak asuh Ange Postecoglou akan menghadapi Manchester United di final yang digelar di San Mames, Bilbao, pada Kamis 22 Mei 2025 dini hari WIB.
Laga ini menjadi kesempatan emas bagi Tottenham untuk mengakhiri puasa gelar sejak 2008 dan kembali mencicipi kejayaan Eropa setelah terakhir kali meraihnya pada 1984.
Perjalanan Tottenham menuju final penuh dengan tantangan dan momen krusial. Berikut kilas balik perjalanan mereka menembus partai puncak Liga Europa musim ini.
Awal yang Menjanjikan di League Phase
Tottenham mengawali musim Liga Europa dengan performa solid di fase grup. Mereka menang telak 3-0 atas Qarabag di laga pertama, lalu menundukkan Ferencvaros 2-1 di pertandingan berikutnya.
Meski begitu, laju Tottenham mulai memburuk ketika memasuki bulan November 2024. Mereka kalah 2-3 dari Galatasaray, main imbang 2-2 dengan AS Roma, dan diimbangi lagi 1-1 oleh Rangers.
Untungnya Tottenham bisa bangkit dan memenangi dua laga berikutnya kontra Hoffenheim (3-2) dan Elfsborg (3-0), dengan demikian mengamankan tiket lolos ke fase gugur.
Babak 16 Besar: Susah Payah Kalahkan AZ Alkmaar
Di babak 16 besar, Tottenham belum juga menghentikan tren negatif, padahal pertandingan digelar di bulan Maret 2025 lalu.
Pasukan Ange Postecoglou bertandang lebih dahulu ke kandang AZ Alkmaar dan kalah dengan skor 0-1. Untungnya, mereka bisa bangkit di leg kedua, main di kandang dan menang dengan skor 3-1.
Agregat 3-2, Tottenham berhak melaju ke babak berikutnya. Meski dengan performa yang tidak benar-benar meyakinkan, Spurs masih tahu caranya lolos.
Perempat Final: Menyingkirkan Eintracht Frankfurt
Di babak perempat final, Tottenham menghadapi Eintracht Frankfurt. Leg pertama di London berakhir imbang 1-1, dengan Pedro Porro menyamakan kedudukan setelah Hugo Ekitike membawa tim tamu unggul lebih dulu .
Pada leg kedua di Jerman, Spurs tampil lebih tajam. Dominic Solanke mencetak gol tunggal melalui penalti di babak pertama, memastikan kemenangan 1-0 dan agregat 2-1 untuk Tottenham .
Kemenangan ini menunjukkan ketangguhan mental Spurs dalam menghadapi tekanan di laga tandang. Solidnya lini belakang dan efektivitas serangan menjadi faktor penentu keberhasilan mereka melaju ke semifinal.
Semifinal: Menghentikan Perjalanan Bodo/Glimt
Di semifinal, Tottenham berhadapan dengan Bodo/Glimt. Leg pertama di London berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Spurs, dengan Brennan Johnson mencetak gol tercepat dalam sejarah semifinal Liga Europa.
Dalam duel leg kedua di Norwegia, Tottenham kembali menunjukkan dominasinya. Gol dari Dominic Solanke dan Pedro Porro memastikan kemenangan 2-0 dan agregat 5-1 untuk Spurs .
Kemenangan ini membawa Tottenham ke final Liga Europa, kesempatan besar meraih trofi mayor. Performa impresif di kedua leg menunjukkan kesiapan Spurs untuk menghadapi tantangan di partai puncak.
Final: Misi Mengakhiri Puasa Gelar
Final Liga Europa menjadi kesempatan bagi Tottenham untuk mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun. Terakhir kali mereka meraih trofi adalah pada 2008 saat menjuarai Piala Liga Inggri.
Bek Micky van de Ven menyatakan tekad tim untuk mengubah persepsi bahwa Spurs sulit meraih trofi. Ia menekankan pentingnya persatuan dan keyakinan dalam skuad untuk meraih gelar juara.
Kemenangan di final juga dapat menjadi penentu masa depan manajer Ange Postecoglou, yang menghadapi tekanan akibat performa buruk di liga domestik.