Liputan6.com, Jakarta Turnamen Piala Dunia Antarklub kembali digelar dengan format baru dan ambisi besar. Kali ini, Amerika Serikat jadi tuan rumah untuk edisi ke-21.
Meski menuai pro dan kontra, FIFA tetap yakin turnamen ini bisa jadi liga elite antar klub dunia. Sejak tahun 2000, kompetisi ini sudah mempertemukan raksasa dari lima benua.
Kini, menjelang edisi 2025, menarik melihat kembali sejarah 25 tahun Piala Dunia Antarklub yang penuh momen ikonik.
Brasil Menguasai Era Awal
Edisi perdana pada 2000 sepenuhnya dikuasai wakil Brasil. Corinthians dan Vasco da Gama bertarung di final yang digelar di Maracana, dengan kemenangan dramatis untuk Corinthians lewat adu penalti.
Setelah itu, turnamen sempat vakum selama lima tahun karena kendala penyiaran dan sponsor. Saat kembali digelar pada 2005, klub Brasil kembali jadi juara dua kali berturut-turut.
Sao Paulo mengalahkan Liverpool pada 2005, disusul Internacional yang menumbangkan Barcelona setahun kemudian. Dominasi Brasil terlihat jelas sejak awal era.
Era Baru: Klub Eropa Ambil Alih
AC Milan jadi tim pertama dari Eropa yang merebut gelar, setelah menang 4-2 atas Boca Juniors di final 2007. Tim yang dihuni bintang seperti Kaka dan Inzaghi itu membuka jalan dominasi Eropa.
Selanjutnya, Manchester United (2008), Barcelona (2009, 2011), dan Inter Milan (2010) ikut merajai panggung dunia. Klub-klub Eropa tampil dengan skuad bertabur bintang dan mental juara.
Turnamen yang awalnya dikuasai Amerika Selatan mulai berubah jadi panggung supremasi Eropa.
Pengecualian Singkat dari Brasil
Pada 2012, Corinthians sempat kembali menyentak dominasi Eropa. Mereka menaklukkan Chelsea dalam laga ketat yang berakhir 1-0.
Itu menjadi gelar kedua bagi Corinthians sekaligus penutup dominasi Brasil di era modern. Sejak itu, klub-klub Eropa kembali mengambil alih sepenuhnya.
Chelsea sendiri baru mencicipi gelar pada 2021, setelah kalah di final 2012.
Hegemoni Eropa Tak Terbendung
Selama dekade 2013-2023, klub-klub Eropa memenangkan 11 dari 11 edisi yang digelar. Real Madrid dan Barcelona jadi penguasa mutlak.
Madrid mencetak rekor dengan lima gelar, termasuk treble beruntun pada 2016 hingga 2018. Barcelona juga mengoleksi tiga trofi, membuat La Liga jadi liga tersukses di turnamen ini.
Sementara itu, Bayern Munchen menyumbang dua gelar untuk Bundesliga, dan tiga klub Inggris, Liverpool, Chelsea, dan Manchester City, masing-masing sekali juara.
Tim Tersukses di CWC: Real Madrid
Los Blancos menjadi tim tersukses sepanjang sejarah Piala Dunia Antarklub. Lima trofi mereka dikumpulkan dari 2014 hingga 2022.
Final 2022 jadi yang terakhir, ketika Madrid mengalahkan Al Hilal 5-3 di Maroko. Klub ini juga mencatat rekor kemenangan terbanyak sepanjang turnamen.
Dominasi mereka belum terbendung, dan mereka akan kembali di edisi 2025 sebagai unggulan utama.
Daftar Juara CWC dari Tahun ke Tahun
Dalam kurun 2000 hingga 2023, hanya segelintir negara yang berhasil menempatkan klubnya sebagai juara. Klub Brasil dan Eropa jadi penguasa mutlak.
Berikut daftar lengkap juara Piala Dunia Antarklub:
- 2000: Corinthians
- 2005: Sao Paulo
- 2006: Internacional
- 2007: AC Milan
- 2008: Manchester United
- 2009: Barcelona
- 2010: Inter Milan
- 2011: Barcelona
- 2012: Corinthians
- 2013: Bayern Munchen
- 2014: Real Madrid
- 2015: Barcelona
- 2016-2018: Real Madrid
- 2019: Liverpool
- 2020: Bayern Munchen
- 2021: Chelsea
- 2022: Real Madrid
- 2023: Manchester City
Pencetak gol Terbanyak CWC: Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah turnamen. Ia membukukan tujuh gol dalam delapan laga, membela dua klub berbeda: Manchester United dan Real Madrid.
Upaya FIFA untuk menggoda Ronaldo agar kembali tampil di edisi 2025 tidak membuahkan hasil. Bintang Portugal itu tetap bertahan di Al Nassr yang tak lolos ke turnamen.
Di belakang Ronaldo, Messi dan Luis Suarez sama-sama mencetak lima gol, dan berpeluang menyalipnya tahun ini bersama Inter Miami.
Pelatih Terbaik Piala Dunia Antarklub: Pep Guardiola
Pep Guardiola mencatatkan diri sebagai pelatih tersukses dalam sejarah Piala Dunia Antarklub. Ia meraih empat gelar bersama tiga klub berbeda.
Barcelona (2009, 2011), Bayern Munich (2013), dan Manchester City (2023) jadi bukti kehebatan tangan dingin Guardiola. Ia menjadi satu-satunya manajer dengan koleksi trofi terbanyak.
Dominasi Guardiola menjadi cerminan betapa pentingnya strategi dan adaptasi di level dunia.