Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia akan kembali bertemu China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (5/6), di Stadion Gelora Bung Karno. Ini bukan sekadar laga biasa. Ada misi balas dendam dari kubu Indonesia setelah kekalahan di masa lalu.
Sebelumnya, pada pertemuan yang digelar di Qingdao, 15 Oktober 2024, skuad Garuda harus menelan kekalahan dengan skor 1-2. Kekalahan tersebut berdampak besar bagi kubu Indonesia.
Namun, ada satu perbedaan mencolok yang bisa membuat publik optimistis. Timnas Indonesia kini hadir dengan kekuatan baru. Setidaknya ada lima nama yang sebelumnya tidak ada saat menghadapi China, tapi kini siap tempur.
Mereka adalah Emil Audero, Dean James, Joe Pelupessy, Ole Romeny, dan Kevin Diks. Kelima pemain ini bukan hanya menambah kedalaman skuad, tapi juga membawa pengalaman dan kualitas yang bisa menjadi pembeda. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Emil Audero: Kiper Berkelas Eropa
Masuknya Emil Audero menjadi kabar paling mencolok dalam perkembangan Timnas Indonesia. Sebab, Indonesia kini punya dua kiper dengan level yang sama yakni Emil Audero dan Maarten Paes. Mereka bisa bermain bergantian.
Audero hadir dengan paket lengkap: refleks tajam, distribusi bola mumpuni, dan ketenangan dalam situasi genting. Ia sudah kenyang pengalaman bermain di Serie A, salah satu liga paling kompetitif di dunia.
Kehadirannya di bawah mistar memberikan rasa aman tidak hanya untuk lini belakang, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri seluruh tim. Dia diprediksi akan debut pada duel lawan China.
Dean James: Opsi Segar di Lini Belakang
Dean James adalah salah satu wajah baru yang langsung mencuri perhatian. Bek sayap kelahiran Belanda ini sebelumnya tidak masuk skuad saat Indonesia bertandang ke China.
Kini, kehadirannya menjadi alternatif penting di sektor kiri pertahanan yang sebelumnya lebih banyak mengandalkan Pratama Arhan atau Shayne Pattynama. Lalu, ada nama Calvin Verdonk yang tampil konsisten di posisi tersebut.
3. Joe Pelupessy: Kehadirannya Bikin Lini Tengah Makin Kuat
Gelandang pekerja keras, Joe Pelupessy, menjadi tambahan penting di lini tengah Timnas Indonesia. Pada laga lawan China sebelumnya, lini tengah Garuda terlihat kalah agresif dan kehilangan kontrol di banyak momen.
Kini, Pelupessy hadir sebagai sosok yang mampu memberi keseimbangan dan ketenangan dalam penguasaan bola. Dia bisa jadi pelindung bagi Thom Haye yang dikenal piawai dalam distribusi bola.
Pelupessy bukan pemain sembarangan. Ia sudah berpengalaman tampil di kasta kedua Liga Inggris bersama Sheffield Wednesday dan punya jam terbang tinggi di Belanda.
4. Ole Romeny: Senjata Baru di Lini Serang
Saat Indonesia kalah dari China tahun lalu, lini depan menjadi sorotan. Kurangnya daya gedor membuat Garuda kesulitan mencetak peluang bersih. Kini, dengan masuknya Ole Romeny, Indonesia punya opsi tambahan yang tajam di lini depan.
Romeny adalah striker modern yang bisa bermain di banyak posisi: penyerang tengah, second striker, bahkan winger. Ia punya kelebihan dalam mencari ruang dan memiliki sentuhan pertama yang lembut. Tak hanya itu, finishing-nya juga sangat klinis, sesuatu yang selama ini kerap menjadi kelemahan lini depan Indonesia.
Romeny juga punya kecerdasan taktik yang baik, sehingga bisa beradaptasi dengan strategi Shin Tae-yong yang dinamis. Bila dimainkan dari awal, Romeny bisa menjadi mimpi buruk bagi lini belakang China.
5. Kevin Diks: Siap Tampil Setelah Pulih dari Cedera
Nama Kevin Diks sebenarnya sudah sering masuk dalam proyeksi skuad, tetapi pada pertemuan sebelumnya melawan China, ia absen karena cedera. Kini, bek tangguh yang pernah bermain di FC Copenhagen itu telah pulih dan siap tampil membela Merah Putih.
Diks adalah pemain dengan karakter kuat. Ia bisa bermain sebagai bek kanan, bek tengah, atau bahkan gelandang bertahan. Daya jelajahnya luar biasa, ditambah kemampuan bertahan yang solid serta naluri menyerang yang tajam. Ia kerap membantu membangun serangan dari bawah dengan akurasi umpan yang tinggi.
Yang membuat Diks spesial adalah mentalitas dan leadership-nya. Ia terbiasa bermain di pertandingan besar di Eropa, termasuk di kompetisi UEFA. Hal itu menjadikannya sosok panutan di ruang ganti, dan tentu sangat dibutuhkan dalam laga krusial seperti melawan China di Gelora Bung Karno.