Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Erick Thohir baru-baru ini menyenggol proyek naturalisasi negara lain yang dinilai berbeda dengan Indonesia lantaran tak mengedepankan garis keturunan.
Respons itu sebenarnya merupakan tanggapan atas beredarnya komentar miring soal Timnas Indonesia yang diperkuat oleh mayoritas pemain Belanda.
Padahal, para penggawa yang kini memperkuat skuad racikan Patrick Kluivert merupakan pemilik darah Indonesia. Bedanya dari pemain lokal, mereka baru mendapatkan status WNI setelah memutuskan mengeklaim paspor Garuda lewat proses naturalisasi.
Mengomentari hal itu, pria yang merangkap sebagai Menteri BUMN ogah ambil pusing soal klaim miring yang beredar mengenai Timnas Indonesia.
Pasalnya menurut dia skuad Garuda tak perlu malu sebab hampir semua penggawa yang didatangkan ke tim nasional memiliki darah asli Indonesia. menyayangkan keputusan sejumlah tim nasional merekrut pemain asing yang tak memiliki darah dari negara mereka.
"Yang kita harus banggakan, pemain naturalisasi Indonesia karena mereka berdarah Indonesia. Beda dengan negara-negara lain yang selalu, misalnya, mendiskreditkan tim Indonesia," ujar Erick Thohir di sela-sela menghadiri drawing Piala AFF U-23 2025 di Bali, Jumat (20/5/2025) lalu.
"Mereka (justru) melakukan naturalisasi (untuk pemain yang) tidak ada darahnya mereka. Kalau kita, jelas ada darah kita, itu yang kita patut bangga."
"Jadi kalau tim nasional lain, negara lain, (komentar) mengenai Indonesia, biarkan saja. Mestinya mereka yang lebih malu. Kenapa? Mereka menaturalisasi pemain-pemain yang tidak ada darah mereka,” katanya lagi.
Komentar Ketum PSSI Erick Thohir jelang Timnas Indonesia menghadapi China. Erick Thohir juga mulai menebar psywar. Sebut Timnas negara lain termasuk China harus malu karena memakai pemain naturalisasi yang tidak memiliki darah negaranya.
Regulasi Naturalisasi Menurut FIFA
Berdasarkan regulasi FIFA, naturalisasi pemain memang hal yang lumrah dilakukan oleh tim nasional dengan mengikuti beberapa syarat.
Di antaranya ialah pemain yang hendak dipindahkan kewarganegaraannya harus lahir di negara tujuan, memiliki orang tua biologis yang lahir di negara tujuan, atau setidaknya memiliki kakek-nenek yang lahir di negara tujuan.
Apabila tidak memenuhi kriteria tersebut, pemain bisa dinaturalisasi jika sudah tinggal di negara tujuan setidaknya 5 tahun ketika umurnya mencapai 18 tahun.
Lawan Timnas Indonesia Juga Manfaatkan Naturalisasi
Timnas Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang diperkuat oleh pemain naturalisasi di putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
China, yang bakal jadi lawan skuad Garuda pada 5 Juni mendatang, juga baru saja memanggil tiga amunisi baru lewat program ini, yakni Tyias Browning atau alias Jiang Guangtai (Inggris), Yang Mingyang (Swiss), serta Serginho (Brasil).
Dua nama pertama dilaporkan memiliki darah China. Sementara itu, nama terakhir yakni Serginho kabarnya orang asli Brasil, tetapi dia sudah berkiprah di Negeri Tirai Bambu sejak pindah dari Kashima Antlers ke Changchun Yatai pada awal 2020 silam.