Formula Kemenangan Barcelona yang Kini Mulai Terbaca Lawan

4 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta Era tiki-taka ala Josep Guardiola dulu terasa seperti sihir. Dunia butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan celah menghentikannya. Kini, Hansi Flick menghadirkan sensasi serupa bersama Barcelona.

Namun, sejarah menunjukkan bahwa kejayaan tak pernah abadi tanpa adaptasi. Barcelona sudah mulai mendapat perlawanan lebih dari lawan-lawannya. Formula lama, jika tak disempurnakan, bisa berubah jadi bumerang.

Musim depan adalah ujian yang lebih berat. Mampukah Barcelona tetap melaju dengan gaya bermain yang sama atau justru tersandung karena terlalu percaya pada cara lama?

Ketika Lawan Mulai Menghafal Pola Barcelona

Villarreal memberi gambaran jelas betapa rentannya sistem Flick jika tak dalam performa maksimal. Bahkan dalam euforia juara, garis tipis antara dominasi dan kekalahan terlihat jelas. Gaya bermain menyerang memang menghibur, tapi juga penuh risiko.

Real Madrid mencium celah itu di empat laga El Clasico musim ini, sementara Inter Milan memperlihatkan cara mengalahkan Barca secara efektif di Liga Champions. Meski Barca sempat bangkit dua kali, Simone Inzaghi tahu kapan harus menghentikan pesta.

Barcelona memang mengandalkan momen ajaib untuk membalikkan keadaan. Namun, ketergantungan pada comeback bukan fondasi yang aman untuk mempertahankan gelar. Musim depan, semua lawan sudah lebih siap.

Tanpa Plan B, Barcelona Kesulitan

Satu hal yang mencolok dari Barcelona musim ini adalah mereka tidak punya rencana cadangan. Jika plan A gagal, mereka hanya memperkuat keyakinan pada sistem yang sama. Nyatanya, itu cukup untuk bertahan dalam situasi sulit.

Namun, pertanyaan muncul jika Pedri atau Lamine Yamal absen. Dua talenta muda ini menjadi nyawa permainan Barca. Ketika Pedri tak ada, ritme di lini tengah menghilang—terlepas dari siapa pun partner-nya.

Hal yang sama terlihat di lini depan. Tanpa Lamine, kedalaman sayap Barca terasa dangkal. Musim panjang dan padat tak bisa diselesaikan hanya dengan dua pemain kunci.

Masalah di Garis Pertahanan Barcelona

Awal musim, jebakan offside Barcelona tampak nyaris sempurna. Lawan-lawan tampak kesulitan menembus garis pertahanan tinggi mereka. Namun, seiring berjalannya musim, celah mulai terbuka.

Energi pressing dari lini depan tak sekuat dulu. Sistem bertahan terasa seperti kompromi demi menyerang total. Saat pertahanan menjadi pilihan terakhir, lawan-lawan memanfaatkannya dengan cepat.

Jika dua bintang utama tak tersedia, siapa yang bisa menyelamatkan tim? Inilah momen di mana Flick harus menimbang ulang seluruh pendekatan taktisnya.

Flick, Ini Saatnya Menyempurnakan, Bukan Mengulang

Flick harus menjawab satu pertanyaan penting, yaitu apa yang dibutuhkan agar sistem ini tetap hidup? Apakah cukup menambah kedalaman skuad atau mengajarkan fleksibilitas taktik yang lebih tinggi?

Musim ini memberi pondasi yang kuat. Namun, kompetisi akan lebih berat dan tim-tim lain sudah belajar banyak. Kejayaan tidak datang dua kali dari skenario yang sama.

Flick punya tim bertalenta dan visi yang jelas. Akan tetapi, untuk membangun dinasti, keberanian beradaptasi akan jadi kunci utama.

Barcelona Harus Berkembang

Musim ini seperti dongeng, tapi setiap dongeng punya akhir. Kini, halaman baru harus ditulis dengan strategi yang lebih matang.

Barcelona tak bisa hidup dari masa lalu. Mereka harus terus tumbuh dan berkembang sebagai satu kesatuan tim karena dunia sepak bola terus bergerak dan lawan-lawan mereka tak akan menunggu.

Flick bukan tipe pelatih yang puas dengan sekali sukses. Tantangan terbesarnya kini adalah melawan rasa nyaman dari kemenangan itu sendiri.

Sumber: Barca Blaugranes

Read Entire Article
Bisnis | Football |