Gelandang Brasil dan Pelajaran Mahal Senilai Rp1 Triliun Lebih buat Juventus

11 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Juventus pernah begitu yakin saat mendatangkan Arthur Melo dari Barcelona pada 2020. Dengan mahar besar dan pertukaran nama besar, gelandang asal Brasil itu sempat dianggap sebagai bagian dari masa depan lini tengah Si Nyonya Tua. Sayangnya, yang terjadi justru jauh dari harapan awal.

Tiga musim terakhir, Arthur bahkan tak menyentuh rumput Allianz Stadium dalam balutan seragam Juventus. Ia lebih sering dipinjamkan, sementara gajinya tetap menggerogoti neraca keuangan klub asal Turin tersebut. Kini, Juventus hanya berharap bisa menjualnya seharga 11 juta euro (sekitar Rp190 miliar) musim panas ini.

Cerita tentang gelandang 28 tahun tersebut di Juventus berubah menjadi ironi mahal. Dari ekspektasi tinggi hingga minim kontribusi, transfer ini kini masuk dalam daftar kegagalan terburuk Juventus dalam satu dekade terakhir.

Transfer Gagal Sejak Awal

Arthur Melo tiba dari Barcelona dalam sebuah kesepakatan pertukaran dengan Miralem Pjanic. Kala itu, Juventus merasa di atas angin karena mendapat gelandang muda berprospek panjang, sementara Barca menerima pemain yang sudah memasuki usia senja.

Namun, sejak awal, transfer ini tampak lebih menguntungkan di atas kertas ketimbang di lapangan. Arthur sempat bermain di bawah Maurizio Sarri, tapi pergantian pelatih membuat perannya terus mengecil. Sistem permainan yang berubah-ubah membuat Arthur tak pernah benar-benar cocok.

Ia tak kunjung mampu menjawab kebutuhan taktik para pelatih yang datang silih berganti. Upaya untuk memberinya menit bermain dan peran penting juga gagal total. Perlahan tapi pasti, Arthur tersingkir dari rencana besar Juventus.

Beban Finansial yang Berat

Menurut laporan Calciomercato, Arthur Melo sudah menelan dana sebesar 100 juta euro (sekitar Rp1,7 triliun) dari Juventus. Itu terdiri dari biaya transfer 70 juta euro dan estimasi total gaji bruto sebesar 30 juta euro.

Angka sebesar itu jelas terlalu mahal untuk pemain yang nyaris tak memberi dampak. Selama masa kontraknya yang berlaku hingga 2027, Juventus justru terus dirugikan. Ketimbang aset, Arthur lebih mirip beban yang tak kunjung terangkat.

Juventus pun kini ingin mengakhiri kisah ini secepat mungkin. Dengan banderol hanya 11 juta euro, klub berharap ada peminat yang mau menampung Arthur. Setidaknya, mereka bisa mengurangi beban gaji dan membuka ruang untuk pemain baru.

Peringatan Bagi Klub-klub Besar

Kisah Arthur Melo bisa jadi pelajaran berharga bagi klub-klub top Eropa. Nama besar dan harga mahal tidak menjamin kesuksesan di atas lapangan. Tanpa kecocokan taktik dan visi jangka panjang, transfer bisa berujung petaka.

Juventus sudah membayar harga yang sangat mahal atas keputusan mereka lima tahun lalu. Bahkan saat meminjamkannya, mereka tetap harus menanggung sebagian besar gajinya. Situasi ini jelas memperburuk fleksibilitas finansial klub dalam jangka panjang.

Kini, Juventus mencoba menutup buku lama dan mulai dari awal. Namun, bayang-bayang Arthur akan terus menghantui sebagai salah satu pembelian paling sia-sia dalam sejarah modern Bianconeri.

Sumber: Calciomercato

Read Entire Article
Bisnis | Football |