Harga Minyak Menguat Tersengat 2 Sentimen Ini

10 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah naik lebih dari USD 1 per barel pada Jumat pagi, 6 Juni 2025. Harga minyak juga berada di jalur untuk kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu.

Kenaikan harga minyak itu setelah laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang menguntungkan dan kembali dimulainya pembicaraan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping. Hal itu meningkatkan harapan untuk pertumbuhan di dua ekonomi terbesar di dunia.

Mengutip CNBC, Sabtu (7/6/2025), harga minyak mentah naik USD 1,28 atau 1,96% menjadi USD 66,62 per barel pada pukul 16.49 GMT. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,34 atau 2,115 menjadi USD 64,71.

Selama sepekan, dua harga minyak acuan itu berada di jalur untuk menetap lebih tinggi setelah menurun selama dua minggu berturut-turut.

Harga minyak Brent telah naik 2,75% selama sepekan. Sedangkan harga minyak WTI 4,9% lebih tinggi.

"Saya pikir laporan pekerjaan itu sangat bagus. Cuacanya tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, tetapi cukup tepat untuk meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve,” kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

Laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,2% bulan lalu. Para pemberi kerja menambah 139.000 pekerjaan, yang dikombinasikan dengan revisi ke bawah pada estimasi bulan sebelumnya menunjukkan penurunan permintaan tenaga kerja tetapi tidak ada yang tiba-tiba; sebagai perbandingan, penambahan pekerjaan rata-rata 160.000 tahun lalu.

Pemangkasan Suku Bunga

Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, yang sangat diinginkan oleh pemerintahan Trump, dipandang sebagai cara untuk meningkatkan pengeluaran, sehingga meningkatkan permintaan minyak bumi.

Flynn juga mengatakan rencana kenaikan produksi yang diumumkan oleh OPEC+ yang akan dimulai pada Juli kemungkinan akan diserap oleh permintaan yang lebih tinggi, sehingga pasokan tetap seimbang dengan permintaan.

Kantor berita resmi China Xinhua mengatakan pembicaraan perdagangan antara Xi dan Trump berlangsung atas permintaan Washington pada Kamis.

Trump mengatakan, panggilan telepon tersebut telah menghasilkan "kesimpulan yang sangat positif", seraya menambahkan AS "dalam kondisi yang sangat baik dengan China dan kesepakatan perdagangan".

Kanada juga melanjutkan pembicaraan dagang dengan AS, dengan Perdana Menteri Mark Carney yang berhubungan langsung dengan Trump, menurut Menteri Perindustrian Melanie Joly.

Pasar minyak terus berfluktuasi dengan berita tentang negosiasi tarif dan data yang menunjukkan bagaimana ketidakpastian perdagangan dan dampak pungutan AS mengalir ke ekonomi global.

"Potensi peningkatan sanksi AS di Venezuela untuk membatasi ekspor minyak mentah dan potensi serangan Israel terhadap infrastruktur Iran menambah risiko kenaikan harga,” analis di BMI, afiliasi Fitch, mengatakan dalam sebuah catatan pada Jumat.

Permintaan Minyak Bakal Naik

Ekspor utama Arab Saudi memangkas harga minyak mentah Juli untuk Asia mendekati level terendah dalam dua bulan. Itu adalah penurunan harga yang lebih kecil dari yang diharapkan setelah OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juli.

Arab Saudi telah mendorong kenaikan produksi yang lebih besar, bagian dari strategi yang lebih luas untuk memenangkan kembali pangsa pasar dan mendisiplinkan produsen berlebih di OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia.

"Pasar tampak seimbang pada kuartal kedua/ketiga menurut perkiraan kami karena permintaan minyak meningkat di musim panas dan mencapai puncaknya pada Juli-Agustus, sesuai dengan peningkatan pasokan dari OPEC+," kata HSBC dalam sebuah catatan.

"Setelah itu, kenaikan OPEC+ yang dipercepat akan mendorong pasar ke surplus kuartal keempat 2025 yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya," imbuh bank tersebut.

Read Entire Article
Bisnis | Football |