Inter: Taktik Teruji, Skuad dan Mental Solid, Juara Bukan Sekadar Mimpi

3 months ago 32

Liputan6.com, Jakarta Inter Milan kembali ke final Liga Champions. Kali ini, lawan yang harus dihadapi adalah raksasa Prancis, PSG, di Allianz Arena, Jerman, Minggu, 1 Juni 2025 pukul 02.00 WIB. Setelah gagal di final 2023, Nerazzurri datang dengan ambisi yang lebih besar.

Di bawah arahan Simone Inzaghi, Inter telah tumbuh menjadi kekuatan mapan di Eropa. Konsistensi mereka musim ini dibuktikan dengan laju impresif hingga ke partai puncak. Ini bukan tim kejutan—ini tim yang tahu bagaimana cara bertahan di level tertinggi.

Namun, bagaimana Inter bisa melangkah sejauh ini? Kuncinya terletak pada stabilitas taktik, kematangan skuad, dan pengalaman dari musim-musim sebelumnya. Mereka bukan hanya ingin tampil di final. Mereka datang untuk menang.

Taktik Simone Inzaghi: Stabil, Teruji, dan Efektif

Simone Inzaghi tetap setia dengan formasi 3-5-2 yang sudah melekat sejak dia datang pada 2021. Sistem ini menekankan keseimbangan antara pertahanan kokoh dan serangan cepat dari sisi sayap. Inter bukan tim yang banyak mencetak gol di awal fase grup, tapi mereka tahu bagaimana caranya menang.

Di lini belakang, trio bek menjaga kotak penalti dengan disiplin tinggi di depan Yann Sommer. Sementara itu, Denzel Dumfries dan Federico Dimarco menjadi senjata utama dari sektor lebar, memberikan tekanan konstan dan membuka ruang bagi lini depan.

Di lini tengah, Hakan Calhanoglu memainkan peran vital sebagai playmaker dari posisi terdalam. Dia ditemani Nicolo Barella dan Henrikh Mkhitaryan yang memberikan intensitas serta pengalaman. Di depan, duet Lautaro Martinez dan Marcus Thuram tampil padu dan saling melengkapi.

Perjalanan Inter Menuju Final: Ketika Ketahanan dan Efisiensi Berbicara

Inter memulai fase liga dengan pendekatan pragmatis: menang tipis, tapi pasti. Empat kemenangan 1-0 menunjukkan bagaimana mereka mampu mengontrol pertandingan, bahkan ketika peluang mencetak gol terbatas. Konsistensi pertahanan jadi modal utama.

Di fase gugur, mereka menunjukkan dua wajah. Menang 4-1 atas Feyenoord memperlihatkan efisiensi. Mengalahkan Bayern Munchen di Allianz Arena menegaskan mentalitas juara. Meski sempat digoyang di leg kedua, mereka tetap bisa mengunci tiket ke semifinal.

Drama terbesar datang saat menghadapi Barcelona. Pertahanan Inter sempat goyah, tapi lini serang menjawab dengan performa meyakinkan. Agregat 7-6 menunjukkan bahwa Inter bisa bertahan, menyerang, dan bangkit saat dibutuhkan.

Peluang Juara Nerazzurri: Kenyataan, Bukan Sekadar Mimpi

Stabilitas taktik dan kohesi tim jadi kekuatan utama Inter musim ini. Tidak peduli siapa yang turun di starting XI, sistem Inzaghi tetap berjalan dengan presisi. Ini bukan lagi tim yang sedang mencari jati diri—mereka sudah menemukannya.

Marcus Thuram telah tumbuh menjadi penyerang yang tak tergantikan. Kombinasinya dengan Lautaro Martinez menjadi salah satu yang paling efektif di Eropa saat ini. Di sisi lain, kedalaman skuad memberi banyak opsi tanpa mengorbankan kualitas.

Setelah mencapai final dua musim lalu, kini Inter datang lebih siap. Mereka tahu rasa sakit kekalahan di final dan kini membawa pengalaman itu untuk menyelesaikan urusan yang tertunda. Mimpi mereka bukan sekadar bertanding di final. Mimpi mereka adalah mengangkat trofi juara dan merengkuh gelar keempat.

Read Entire Article
Bisnis | Football |