Liputan6.com, Jakarta Liverpool tampaknya telah memenangkan perburuan tanda tangan Hugo Ekitike. Pemain asal Prancis itu sebelumnya juga diminati Newcastle United.
Ekitike tampil mengesankan di Bundesliga bersama Eintracht Frankfurt. Statistiknya menunjukkan peningkatan pesat sepanjang musim lalu.
Liverpool awalnya mengincar Alexander Isak dari Newcastle. Namun, klub tersebut enggan melepas striker asal Swedia itu.
Kini perhatian The Reds beralih ke Ekitike. Apakah ia benar-benar hanya alternatif kedua atau bisa menjadi bintang baru Anfield?
Awal Karier yang Tak Mudah
Ekitike memulai debut profesionalnya di Ligue 1 bersama Stade de Reims pada Oktober 2020. Namun, ia baru mendapat kesempatan reguler pada musim berikutnya di bawah pelatih Oscar Garcia.
Musim 2021/22 menjadi titik balik kariernya. Ia mencetak 10 gol dalam 24 laga dengan rasio menit per gol terbaik di Ligue 1 (127).
Kontribusinya sangat krusial bagi Reims. Ia terlibat dalam 13 gol, lebih banyak dari pemain lain di tim tersebut.
Newcastle mulai memantau performanya saat itu. Namun, sang pemain justru memilih bergabung dengan Paris Saint-Germain.
Bangkit Bersama Eintracht Frankfurt
Kepindahan ke PSG tidak berjalan mulus karena persaingan dengan Kylian Mbappe, Neymar, dan Lionel Messi. Ia lebih sering tampil sebagai pemain pengganti.
Kesempatan kembali datang saat dipinjamkan ke Eintracht Frankfurt pada Januari 2024. Awalnya, ia hanya tampil sebagai pelapis di 10 laga pertamanya.
Perubahan terjadi pada laga melawan Augsburg di April 2024. Ia mencetak empat gol dan memberikan lima kontribusi gol dalam lima laga terakhir Bundesliga.
Performanya membuat Frankfurt mempermanenkan transfernya. Kemudian, performa apiknya menarik minat klub besar seperti Liverpool.
Statistik Menyerang yang Mencengangkan
Musim 2024/25 menjadi musim terbaiknya. Ia mencetak 15 gol dan delapan assist di Bundesliga, total 23 kontribusi gol.
Ia termasuk empat pemain yang mencatatkan rata-rata lebih dari 4 tembakan dan 7 sentuhan di kotak lawan per 90 menit. Hanya Lamine Yamal, Mbappe, dan Ousmane Dembele yang menyamai angka tersebut.
Secara xG non-penalti, ia menempati posisi kelima (0.67) dan xG assisted di antara 50 besar (0.24) di lima liga top Eropa. Ini menjadikannya salah satu penyerang paling produktif secara data.
Dibandingkan Isak, Ekitike unggul dalam kedua metrik tersebut. Itu menunjukkan kualitasnya bukan sekadar cadangan.
Kekurangan dalam Penyelesaian Akhir
Meski sering mendapat peluang, Ekitike tidak selalu efisien dalam penyelesaian. Ia mencetak 14 gol dari xG non-penalti 19.2, selisih -5.2, terburuk di lima liga top Eropa.
Rasio konversi tembakannya hanya 12,3%. Ini jauh di bawah Isak yang mencetak 20% dari peluang serupa.
Namun, Ekitike masih sangat muda. Ia belum memainkan laga liga sebagai pemain berusia 23 tahun setelah ulang tahunnya di bulan Juni.
Pengalaman berlatih dengan pemain elite dan pelatih seperti Arne Slot bisa meningkatkan kualitasnya. Statistik buruk belum tentu menjadi patokan pasti.
Efektivitas dalam Serangan Balik
Eintracht Frankfurt dikenal sebagai tim yang kuat dalam serangan balik. Mereka mencatat 53 tembakan dan 12 gol dari fast break di Bundesliga musim lalu.
Liverpool unggul dalam aspek ini. Tim asuhan Slot mencatat 66 serangan balik yang diakhiri dengan tembakan dan mencetak 14 gol dari situasi tersebut.
Ekitike menjadi salah satu pemain paling aktif dalam skema ini. Ia mencatat 44 tembakan setelah melakukan dribel, hanya kalah dari Yamal, Mbappe, dan Mason Greenwood.
Kemampuannya menyerang ruang sangat dibutuhkan Liverpool. Apalagi jika Darwin Nunez dan Luis Diaz benar-benar hengkang.
Etos Kerja Saat Tidak Menguasai Bola
Meski bukan tim pressing tinggi, Frankfurt cukup efisien saat melakukannya. Persentase pressing mereka yang berbuah tembakan dan gol tergolong tinggi.
Ekitike termasuk pemain dengan intensitas pressing tertinggi di zona final. Ia mencatat 15,3 tekanan intensitas tinggi per 90 menit, tertinggi di klubnya.
Newcastle juga punya karakteristik serupa. Tapi dengan Isak tak dijual, Liverpool memilih Ekitike sebagai alternatif.
Statistik Opta menyebut Ekitike punya kemiripan 84% dengan Isak. Ini membuatnya sangat cocok untuk sistem Liverpool.
Langkah Berikutnya untuk Ekitike
Kepindahan ke Liverpool bisa membawa Ekitike ke level lebih tinggi. Kali ini ia datang dengan pengalaman yang lebih matang.
Liverpool sudah aktif di bursa transfer dengan merekrut Milos Kerkez, Florian Wirtz, dan Jeremie Frimpong. Ekitike akan menjadi bagian penting dalam regenerasi lini depan.
Dengan absennya Diogo Jota, dan kemungkinan hengkangnya Diaz serta Nunez, lini depan butuh tambahan amunisi. Ekitike bisa menjadi tandem baru Mohamed Salah dan Cody Gakpo.
Harga transfernya diperkirakan mencapai lebih dari tiga kali lipat dari yang dibayar Frankfurt, yakni sekitar 95 juta euro. Untuk pemain yang baru berusia 23 tahun, itu bisa jadi investasi jangka panjang yang menjanjikan.
Sumber: Opta