Liputan6.com, Jakarta Inter Milan memilih diam. Tak satu pun pemain atau staf pelatih hadir dalam sesi wawancara usai laga dramatis kontra Lazio. Bagi publik, itu sinyal kekecewaan besar—bukan hanya karena hasil imbang 2-2.
Namun, bagi mereka di dalam, sikap itu bukan sekadar soal dua gol yang terbuang atau peluang Scudetto yang hampir pasti lepas ke tangan Napoli. Di balik keputusan bungkam itu, tersimpan keyakinan bahwa mereka telah menjadi korban rangkaian keputusan wasit yang merugikan sepanjang musim.
Pertandingan kontra Lazio hanyalah puncaknya. Itu adalah momen ketika rasa frustrasi yang telah menumpuk meledak begitu saja di hadapan publik Serie A.
Titik Didih Bernama Lazio
Dari awal laga kontra Lazio, Inter sudah menunjukkan tanda-tanda gelisah. Daniele Chiffi memberikan penalti kepada tamu mereka usai bola menyentuh tangan Yann Bisseck. Keputusan itu langsung menyulut emosi di bangku cadangan.
Wasit tak ragu, VAR pun tak menggubris protes. Inter merasa ini bukan keputusan tunggal, melainkan bagian dari pola yang merugikan mereka di pekan-pekan krusial, saat satu poin saja bisa mengubah peta perebutan gelar.
Simone Inzaghi, tak kuasa menahan diri, akhirnya diusir dari lapangan. Sebuah ironi: pelatih yang mengatur emosi tim sepanjang musim kini harus absen di laga pemungkas karena tak mampu mengendalikan emosinya sendiri.
Nerazzurri: Satu Musim, Banyak Rasa Sakit
Inter merasa dirugikan bukan hanya sekali atau dua kali. Dalam duel lawan Napoli, Mathias Olivera sempat menyentuh bola dengan tangan saat menghadang Lautaro Martinez—tapi tak ada penalti. Momen krusial itu menurut mereka mengubah alur laga.
Saat menghadapi Bologna di Giuseppe Meazza, Marcus Thuram dijatuhkan oleh kiper Lukasz Skorupski, tapi justru dianggap melakukan pelanggaran. Nerazzurri meminta penalti, wasit memberi tendangan bebas untuk lawan.
Lawan AC Milan, mereka kembali gigit jari. Strahinja Pavlovic menjegal Thuram di kotak penalti, tapi VAR diam seribu bahasa. Sementara itu, Theo Hernandez dengan leluasa membuang bola sesaat setelah pelanggaran terjadi.
Kesabaran Inter Benar-benar Diuji
Simone Inzaghi juga menyoroti gol Riccardo Orsolini di injury time saat melawan Bologna. Bola dilemparkan ke dalam permainan jauh dari titik keluarnya. Sekilas tampak remeh, tapi cukup untuk mengacaukan organisasi bertahan mereka.
Lawan Roma pun tak luput dari perhatian. Yann Bisseck ditarik oleh Evan Ndicka saat hendak menyambut bola di mulut gawang. Semua terlihat jelas, kecuali oleh wasit dan VAR yang memilih tak bertindak.
Bagi Inter, ini semua bukan kebetulan. Mereka yakin, keputusan-keputusan semacam ini telah memberi dampak langsung pada jalannya kompetisi. Dalam balapan menuju Scudetto yang ditentukan detail kecil, semua itu jadi sangat berarti.
Inter yang Kehilangan Fokus dan Energi
Inter yang Kehilangan Fokus dan EnergiNamun, di balik semua amarah terhadap wasit, ada kenyataan lain yang sulit dibantah. Inter kehilangan poin bukan hanya karena keputusan-keputusan kontroversial. Mereka juga kehilangan fokus, energi, dan momentum di momen penting.
Beberapa laga yang terlihat mudah justru berakhir dengan hasil mengecewakan. Kombinasi kelelahan dan kesalahan individu membuat langkah mereka terseok menjelang garis akhir. Napoli memanfaatkannya dengan sempurna.
Scudetto mungkin bakal lepas. Akan tetapi, pertanyaan di ruang ganti Inter bukan sekadar tentang wasit. Mereka harus menjawab apakah semua ini benar-benar karena ketidakadilan, atau juga karena kegagalan mereka sendiri menjaga keunggulan sepanjang musim?
Sumber: La Gazzetta dello Sport, Football Italia