Pelaku Wisata Selam Indonesia Minta Presiden Hentikan Tambang Nikel di Raja Ampat

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan peringatan World Ocean Day atau Hari Laut Sedunia, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Divetourism Company Association (IDCA) menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Surat ini menyuarakan keprihatinan mendalam atas aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya surga wisata bawah laut yang terkenal di dunia, namun kini dinilai sedang menghadapi ancaman kerusakan akibat ekspansi industri tambang.

Dalam surat tersebut, IDCA menyampaikan empat poin penting kepada Presiden. Mereka meminta agar izin tambang di Raja Ampat dicabut secara permanen, sebagai langkah awal menyelamatkan ekosistem. Selain itu, mereka juga mendorong perluasan zona perlindungan laut agar area konservasi memiliki ruang aman yang lebih luas. 

Tak hanya itu, IDCA menekankan pentingnya penguatan ekonomi hijau berbasis masyarakat lokal sebagai alternatif ekonomi yang berkelanjutan. Terakhir, mereka menuntut agar masyarakat sekitar dilibatkan secara aktif dalam proses pengelolaan kawasan wisata dan konservasi.

Ketua IDCA, Ebram Harimurti, menegaskan keberadaan industri tambang sangat bertentangan dengan nilai konservasi yang dimiliki Raja Ampat.

“Raja Ampat bukan hanya kebanggaan nasional, tapi juga simbol konservasi laut global. Keberadaan industri ekstraktif seperti tambang nikel menjadi sangat kontradiktif di kawasan dengan nilai ekologis setinggi ini,” ujar Ebram Harimurti.

Daya Tarik Pariwisata

DCA juga mengingatkan bahwa lebih dari 60 persen daya tarik utama pariwisata Indonesia berasal dari kekayaan alam. Raja Ampat, sebagai contoh, menyumbang pendapatan lebih dari Rp 150 miliar setiap tahun dari sektor pariwisata. 

Jumlah ini jauh lebih stabil dan berkelanjutan dibandingkan dengan aktivitas tambang yang biasanya bersifat sementara dan berpotensi merusak lingkungan dalam jangka panjang.

Salah satu perhatian utama IDCA adalah lokasi tambang di Pulau Kawe, yang letaknya sangat dekat dengan kawasan wisata andalan Raja Ampat, yaitu Wayag. 

Mereka khawatir aktivitas pertambangan di sana bisa menyebabkan sedimentasi laut yang mengganggu habitat manta ray, merusak terumbu karang, serta mencoreng citra Indonesia sebagai salah satu destinasi selam terbaik dunia.

Pengembangan Industri Nikel

Meski menyadari pembangunan nasional perlu berjalan, termasuk pengembangan industri nikel sebagai bagian dari hilirisasi dan transisi energi, IDCA menekankan bahwa tidak semua wilayah cocok untuk ditambang.

“Kami menyadari pembangunan nasional memerlukan strategi multisektor, termasuk pengembangan industri nikel sebagai bagian dari hilirisasi dan transisi energi. Namun, kami percaya bahwa tidak semua wilayah cocok untuk ditambang. Justru di sinilah pentingnya hadir pendekatan win-win solution antara sektor pertambangan dan pariwisata,” jelas Ebram.

Melalui surat terbuka ini, IDCA mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut menjaga laut Indonesia dan mendorong pembangunan hijau sebagai pijakan utama masa depan bangsa.

Read Entire Article
Bisnis | Football |