PSG: Taktik Matang, Tim Seimbang, Peluang Juara Terbuka Lebar

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta PSG kembali ke final Liga Champions. Kali ini, sang raksasa Paris dengan pendekatan yang terasa lebih dewasa dan berimbang. Di bawah arahan Luis Enrique, tim ibu kota Prancis ini akan menantang Inter Milan di Allianz Arena, Munchen, pada Minggu dini hari, 1 Juni 2025 pukul 02.00 WIB. Laga ini bukan sekadar tentang bintang besar, tapi juga tentang kedalaman taktik dan karakter.

Luis Enrique membawa pengalaman panjang ke Paris. Eks pelatih Barcelona dan Timnas Spanyol itu sukses membangun ulang identitas PSG yang sempat kehilangan arah. Setelah meraih gelar domestik dan mencapai semifinal di musim debutnya, kini trofi Eropa jadi target yang sangat mungkin digapai.

Dengan gaya bermain yang mengutamakan dominasi bola dan presisi dalam menekan, PSG terlihat lebih siap dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mereka tidak hanya bergantung pada individualisme, tapi mulai menunjukkan kematangan sebagai kolektif.

Taktik Luis Enrique: Gabungan Presisi dan Ledakan

Luis Enrique menyulap PSG menjadi salah satu tim paling fleksibel di Eropa musim ini. Tim ini memadukan kontrol bola yang rapi dengan transisi cepat yang mematikan, menjadikan mereka sulit diprediksi lawan. Peran gelandang-gelandang metronomik yang mampu membaca ruang menjadi krusial.

Pemain seperti Vitinha dan Fabian Ruiz memainkan peran penting dalam menjaga ritme permainan. Sementara itu, kecepatan dan agresivitas dari Ousmane Dembele serta Bradley Barcola menjadi senjata utama saat menghadapi pertahanan yang rapat. Taktik ini memungkinkan PSG mendikte tempo sekaligus mengancam dari berbagai sisi.

Di lini belakang, nama-nama seperti Marquinhos, Willian Pacho, dan Nuno Mendes tak banyak mendapat sorotan, tapi justru memberi fondasi yang stabil. Soliditas ini memungkinkan sektor depan bermain lebih bebas, menciptakan keseimbangan yang jarang dimiliki PSG di musim-musim sebelumnya.

Perjalanan Menanjak PSG: Dari Keraguan ke Keyakinan

Performa PSG di fase grup sempat mengundang keraguan. Kekalahan dramatis dari Atletico Madrid di kandang membuat posisi mereka sempat terancam. Namun, titik balik datang dari kemenangan atas Manchester City yang membuka pintu kebangkitan tim.

Di babak 16 besar, mereka sempat kalah 0-1 dari Liverpool di leg pertama dan kembali menunjukkan ketidakefisienan dalam menyelesaikan peluang. Namun, kemenangan dramatis di Anfield dan keberhasilan dalam adu penalti menjadi bukti kekuatan mental yang mulai terbentuk.

Perjalanan kemudian berlanjut dengan keberhasilan menyingkirkan Aston Villa dan Arsenal. Setiap laga memperlihatkan bahwa PSG bukan hanya tampil konsisten, tapi juga mampu mengatasi tekanan tinggi. Donnarumma menjadi figur vital dengan penyelamatan-penyelamatan krusial di momen menentukan.

Peluang Juara PSG: Akhir dari Penantian Panjang?

Momentum jelas berpihak pada PSG. Mereka tidak hanya mendominasi Ligue 1, tetapi juga tampil solid di Eropa sejak kemenangan telak atas Salzburg. Sejak itu, PSG tampil seperti tim yang tahu apa yang mereka kejar dan bagaimana mencapainya.

Kemenangan atas Liverpool menjadi titik krusial, membentuk rasa percaya diri yang selama ini hilang di level Eropa. PSG tak hanya selamat dari tekanan, tapi juga menunjukkan bahwa mereka punya nyali dan kualitas untuk menuntaskan misi besar. Luis Enrique terlihat berhasil meramu keseimbangan antara taktik, karakter, dan mental juara.

Kini, tinggal satu laga lagi untuk memastikan segalanya. Inter Milan jelas bukan lawan mudah, tapi dengan kedalaman skuad, konsistensi performa, dan arahan pelatih berpengalaman, PSG punya semua syarat untuk mengangkat trofi Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Read Entire Article
Bisnis | Football |