Liputan6.com, Jakarta Final Liga Champions musim ini tak hanya mempertemukan dua klub elite Eropa, PSG dan Inter Milan, tetapi juga menjadi panggung duel dua penyerang yang sedang berada di puncak performa: Ousmane Dembele dan Lautaro Martinez.
Final Liga Champions antara PSG vs Inter Milan akan dimainkan pada Minggu, 1 Juni 2025 nanti. Duel ini akan dimainkan mulai pukul 02.00 dini hari WIB, disiarkan secara langsung di SCTV dan Vidio.
Pertemuan PSG dan Inter Milan menjanjikan duel menarik. Ini adalah dua tim dengan gaya bermain yang sama sekali berbeda. Bukan hanya pada level kolektif, duel pada tingkat individu antarpemain juga sangat menarik untuk dilihat.
Salah satunya duel Ousmane Dembele dan Lautaro Martinez. Dari reruntuhan Barcelona, Dembele menemukan kembali sinarnya di Paris. Sementara Lautaro, sang kapten, membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar mesin gol melainkan jiwa dari Inter Milan.
Ousmane Dembele: Renaisans Seorang Penyerang
Musim ini bisa disebut sebagai titik balik karier Ousmane Dembele. Setelah bertahun-tahun berkutat dengan cedera dan performa inkonsisten di Barcelona, pemain asal Prancis itu menjawab keraguan dengan performa luar biasa bersama PSG.
Bersama Luis Enrique, Dembele tampil seperti pemain yang bebas dari beban. Ia menjelma menjadi mesin gol dan assist yang menakutkan. Di Ligue 1, ia menutup musim sebagai top skor bersama Mason Greenwood dengan torehan 21 gol. Di Liga Champions? Delapan gol sudah ia sumbangkan, salah satunya ke gawang Arsenal di babak semifinal.
Total, Dembele mencatatkan 48 penampilan, 33 gol, dan 13 assist di semua kompetisi musim ini. Lebih dari sekadar statistik, yang paling mencolok adalah bagaimana ia menjadi pemain yang bisa mengubah arah pertandingan dalam sekejap. Dribel tajam, akselerasi mematikan, dan ketenangan di kotak penalti membuatnya sangat sulit dihentikan.
Lautaro Martinez: Keteguhan Sang Kapten Nerazzurri
Jika Dembele adalah kisah tentang kebangkitan, maka Lautaro Martinez adalah cerita tentang konsistensi, loyalitas, dan kepemimpinan. Musim ini, penyerang asal Argentina itu bukan hanya mesin gol Inter Milan, tetapi juga pemimpin yang membawa tim melewati momen-momen krusial.
Di Liga Champions, Lautaro menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain besar. Sembilan gol dan dua assist ia bukukan di kompetisi paling bergengsi Eropa, termasuk gol krusial di perempat final dan semifinal. Bahkan ketika ia harus bertarung melawan cedera pada babak semifinal, Lautaro tetap memberikan kontribusi maksimal.
Secara keseluruhan, Lautaro mencatat 48 penampilan, 22 gol, dan 7 assist musim ini. Angka yang solid, terutama jika melihat perannya yang tidak hanya sebagai finisher, tetapi juga sebagai penghubung permainan di lini depan. Kombinasinya bersama Marcus Thuram menjadi salah satu senjata mematikan Inter sepanjang musim.
Duel Penentu Takdir Bagi Dembele dan Lautaro
Dembele dan Lautaro akan memulai laga final Liga Champions di sisi berlawanan, namun dengan beban yang sama: mencetak sejarah. PSG masih memburu gelar Liga Champions pertama mereka, sementara Inter ingin mengulang kejayaan tahun 2010.
Keduanya adalah wajah dari transformasi tim masing-masing. Dembele, sebagai simbol keberanian PSG untuk membangun ulang serangan mereka. Lautaro, sebagai roh dari Inter yang penuh determinasi dan efisiensi.
Satu lagi, gelar Liga Champions bakal mengantar Dembele dan Lautaro punya peluang lebih besar untuk memenangkan Ballon d'Or 2025.