Liputan6.com, Jakarta Manajer Manchester United Ruben Amorim bicara blak-blakan setelah anak asuhnya gagal meraih trofi Liga Europa 2024/2025 usai Setan Merah dikalahkan Tottenham Hotspur 1-0 di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis dini hari WIB (22/5/2025).
Pada laga itu, gol penentu kemenangan Tottenham dicetak Brennan Johnson di akhir babak pertama. Berkat hasil ini, Spurs pun keluar sebagai juara yang sekaligus menjadi trofi pertama mereka sejak 2008 silam dan gelar perdana di Eropa sejak 41 tahun silam.
Usai pertandingan Amorim menyampaikan ucapan selamat pada Tottenham yang disebut pantas mendapat yang terbaik. “Saya hanya ingin berbagi rasa sakit para penggemar kami, mereka pantas mendapatkan yang lebih baik," katanya. "Kami sudah mencoba segalanya."
Namun, pelatih asal Portugal ini tak mau mengakui kekurangan timnya. Dia menyebut sejauh ini MU adalah tim yang tetap terbaik. "Kami harus menghadapi kekalahan ini. Saya pikir jelas kami adalah tim yang lebih baik, tetapi kami tidak bisa mencetak gol.”
“Kami tidak tampil sempurna hari ini, tetapi kami adalah tim yang lebih baik hari ini. Ada hari-hari ketika kami benar-benar buruk, tetapi hari ini bukan salah satu dari hari-hari itu.”
Manchester United mencatatkan rekor 13 laga tak terkalahkan di Liga Europa musim 2024/2025, melewati catatan sebelumnya dan menjadi satu-satunya tim tanpa kekalahan di kompetisi tersebut.
Amorim Pasrah Disinggung Masa Depannya
Disinggung soal masaa depannya, Amorim sepertinya sudah bersikap pasrah. “Jika dewan direksi dan para penggemar menganggap saya bukan orang yang tepat, maka saya akan keluar tanpa ragu-ragu pada hari berikutnya. Saya selalu sangat jujur dengan kalian semua," katanya.
"Kami tidak tampil baik hari ini, tetapi kami lebih baik dari lawan. Di babak kedua, kami mencoba segalanya dengan pemain bek tengah yang melebar, umpan silang, masuk ke dalam kotak penalti," ujarnya lagi.
Manchester United Banyak Peroleh Peluang
"Saya pikir hari ini bukanlah harinya. Kami tidak sempurna, kami memiliki banyak hal untuk ditingkatkan, tetapi saya selalu jujur dengan kalian semua.”
Pada laga final itu, Manchester United memang menciptakan banyak peluang di babak kedua, namun pertahanan Spurs tampil kokoh. Beberapa penyelamatan penting dari Guglielmo Vicario serta sapuan heroik Micky Van de Ven menjaga keunggulan hingga peluit akhir berbunyi.
MU Perpanjang Tren Buruk
Kemenangan ini sangat berarti bagi Spurs yang terakhir kali mengangkat trofi pada tahun 2008. Ini juga menjadi gelar Eropa pertama mereka dalam empat dekade terakhir.
Sebaliknya, bagi Manchester United, kekalahan ini memperpanjang tren buruk mereka di partai final Eropa. Performa impresif sejak fase grup berakhir dengan kekecewaan.