Liputan6.com, Jakarta Final Liga Champions 2025 akan mempertemukan dua kekuatan besar Eropa: PSG dan Inter Milan. Pertandingan ini tidak hanya menjadi ajang perebutan trofi bergengsi, tetapi juga pertarungan strategi antara dua pelatih berpengalaman, Luis Enrique dan Simone Inzaghi.
Bagi PSG, ini adalah kesempatan emas untuk meraih gelar Liga Champions pertama mereka, setelah sebelumnya gagal di final 2020. Sementara itu, Inter Milan berambisi menambah koleksi trofi Eropa mereka setelah terakhir kali menjuarai kompetisi ini pada 2010.
Luis Enrique yang memimpin PSG pada Juli 2023, telah membawa perubahan signifikan dalam filosofi permainan tim. Dengan pendekatan yang lebih kolektif dan disiplin, Enrique berhasil membawa PSG ke puncak performa mereka musim ini.
Rekor Luis Enrique Melawan Inter Milan
Sepanjang karier kepelatihannya, Luis Enrique hanya pernah dua kali menghadapi Inter Milan, yaitu saat dia menukangi AS Roma pada musim 2011/2012 silam.
Saat itu, dalam dua pertemuan di Serie A, Enrique berhasil membawa Roma lebih unggul atas Milan. Di pertemuan pertama, matchday 3, pertandingan berakhir 0-0 dalam duel sengit di Gisueppe Meazza.
Lalu dalam pertemuan kedua di matchday 22, AS Roma menggunduli Inter dengan skor telak 4-0. Saat itu Enrique mengandalkan pemain-pemain seperti Fabio Borini, Miralem Pjanic, dan bahkan masih ada Francesco Totti di lini tengah Roma.
Kini, belasan tahun kemudian, situasinya jauh berbeda. Enrique menangani PSG yang diisi banyak pemain muda dan akan berhadapan dengan Inter, tim yang diisi oleh banyak pemain senior di bawah bimbingan Simone Inzaghi.
Transformasi PSG di Bawah Luis Enrique
Setelah kepergian pemain-pemain bintang seperti Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe, PSG mengalami perubahan besar dalam struktur tim. Luis Enrique memanfaatkan momen ini untuk membangun tim yang lebih seimbang dan kolektif.
Dengan fokus pada kerja sama tim, disiplin taktik, dan pengembangan pemain muda, Enrique berhasil menciptakan PSG yang lebih solid dan tangguh. Pemain seperti Ousmane Dembele dan Khvicha Kvaratskhelia berkembang pesat di bawah asuhannya.
Pendekatan ini membuahkan hasil, dengan PSG meraih gelar Ligue 1, Coupe de France, dan kini berpeluang menambah trofi Liga Champions ke dalam koleksi mereka.
Tantangan Menghadapi Inter Milan
Inter Milan, di bawah asuhan Simone Inzaghi, dikenal dengan pertahanan yang kuat dan serangan balik cepat. Mereka telah menunjukkan konsistensi di Liga Champions musim ini, termasuk kemenangan dramatis atas Barcelona di semifinal.
Bagi Luis Enrique, menghadapi Inter berarti harus menyiapkan strategi yang mampu menembus pertahanan rapat dan mengantisipasi serangan balik lawan. Pengalaman Enrique dalam menghadapi tim-tim Italia akan menjadi aset berharga dalam merancang taktik untuk final ini.
Pertandingan ini akan menjadi ujian sejati bagi Enrique dan PSG, apakah transformasi yang telah mereka lakukan cukup untuk mengatasi tantangan besar dari Inter Milan dan meraih kejayaan di Eropa.