Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan tarif baja yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi sorotan utama dalam hubungan perdagangan internasional. Awalnya diberlakukan dengan tujuan melindungi industri dalam negeri, tarif ini mengalami beberapa perubahan signifikan yang berdampak luas bagi negara-negara mitra dagang.
Pada Maret 2025, Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor sebesar 25% untuk semua produk baja dan aluminium yang masuk ke Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur Amerika dan mengurangi defisit perdagangan.
Akan tetapi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Jumat, 30 Mei 2025 akan menerapkan tarif impor baja ke Amerika Serikat (AS) sebesar 50%, dua kali lipat dari tarif saat ini.
Mengutip CNN, ditulis Senin (2/6/2025), di fasilitas US Steel di West Mifflin, Pennyslvania, Donald Trump mengumumkan pengumuman besar. Di hadapan kerumunan karyawan US Steel yang bertepuk tangan, Trump mengatakan akan menaikkan tarif untuk melindungi pekerja baja AS.
"Kami akan mengenakan kenaikan sebesar 25%,” ujar Trump seperti dikutip dari CNN.
"Kami akan menaikkannya dari 25% menjadi 50%, tarif impor baja ke Amerika Serikat, yang akan semakin mengamankan industri baja di Amerika Serikat. Tidak ada yang akan bisa menghindarinya,” ia menambahkan.
Trump sedang mempertimbangkan tarif sebesar 40%, tetapi para eksekutif industri mengatakan kepadanya mereka menginginkan tarif 50%.
"Pada tarif sebesar 25%, mereka bisa melewati pagar itu," kata Trump.
"Pada tarif sebesar 50%, tidak ada yang bisa melewati pagar itu," ia menambahkan.
Berlaku 4 Juni 2025
Ia kemudian mengunggah di media sosial tarif yang lebih tinggi akan berlaku pada Rabu, 4 Juni. "Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menaikkan Tarif baja dan aluminium dari 25% menjadi 50%, berlaku mulai hari Rabu, 4 Juni. Industri baja dan aluminium kita bangkit kembali seperti sebelumnya. Ini akan menjadi berita hebat lainnya bagi para pekerja baja dan aluminium kita yang luar biasa. BUAT AMERIKA HEBAT LAGI!” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Pada 12 Maret, Trump memberlakukan tarif sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium, yang langsung mendapat balasan dari Kanada dan kekecewaan dari industri otomotif Amerika. Uni Eropa juga mengecam dan mengumumkan tarif balasan yang akhirnya dibatalkan.
Pada Jumat, Trump memuji tarifnya karena menyelamatkan industri baja AS, dengan mengklaim pembuatan baja Amerika Serikat akan hilang jika ia tidak bertindak untuk mengenakan tarif. Ia mengatakan semua baja akan dibuat di luar negeri dan pabrik-pabrik akan tutup.
Dampak Kebijakan Tarif Baja Trump
Meskipun tarif mungkin telah memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi bisnis baja Amerika Serikat yang sedang lesu, tarif dapat menaikkan harga bahan utama untuk konstruksi dan manufaktur Amerika, dua industri yang menurut Trump ingin didukungnya.
Harga spot untuk baja yang bersumber dari dalam negeri telah meningkat sejak pengumuman tarif 25% pada Maret, karena produsen Amerika tidak perlu terlalu khawatir tentang persaingan dari baja asing.
Pada 2018, ketika Trump mengenakan beberapa tarif baja dalam masa jabatan pertamanya, produksi AS meningkat secara moderat, tetapi hal itu menyebabkan kenaikan biaya untuk mobil, peralatan, dan mesin serta menyusutkan produksi industri tersebut lebih dari USD 3 miliar pada 2021, menurut temuan Komisi Perdagangan Internasional dalam analisis 2023. Biayanya mungkin lebih besar daripada manfaatnya.
Trump menggunakan undang-undang yang umumnya disebut sebagai Bagian 232, yang memberi presiden kewenangan untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi atas dasar keamanan nasional, untuk mengenakan pungutan yang lebih tinggi pada baja asing.
Secara total, AS mengimpor besi dan baja senilai $31,3 miliar tahun lalu, menurut data dari Departemen Perdagangan AS. (Data pemerintah mengelompokkan besi dan baja menjadi satu.) Kanada merupakan sumber besi dan baja terbesar, yang mengirimkannya senilai USD 7,6 miliar ke AS.
Respons Uni Eropa dan Inggris
Pada Sabtu, Uni Eropa dan pemerintah Inggris menanggapi tarif baja Trump.
"Kami sangat menyesalkan pengumuman kenaikan tarif AS atas impor baja dari 25% menjadi 50%," kata Juru Bicara Komisi Eropa untuk Perdagangan, Olof Gill kepada CNN.
Gill mengatakan keputusan itu "menambah ketidakpastian lebih lanjut pada ekonomi global dan meningkatkan biaya bagi konsumen dan bisnis di kedua sisi Atlantik" dan Komisi Eropa "menyelesaikan konsultasi tentang tindakan pencegahan yang diperluas."
"Jika tidak ada solusi yang dapat diterima bersama, tindakan UE yang ada dan tambahan akan secara otomatis berlaku pada 14 Juli — atau lebih awal, jika keadaan mengharuskan," Gill menambahkan.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan kepada CNN Inggris tetap "berkomitmen untuk melindungi bisnis dan pekerjaan Inggris di seluruh sektor utama, termasuk baja" dan bahwa mereka "berkomunikasi dengan AS tentang implikasi dari pengumuman tarif terbaru dan untuk memberikan kejelasan bagi industri."