BI Guyur Likuiditas Rp 80 Triliun ke Perbankan

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) terus memastikan likuiditas perbankan nasional lewat penyaluran Kebijakan Likuiditas Mikroprudensial (KLM) kepada perusahaan perbankan.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro mengungkapkan bahwa KLM Bank Indonesia telah menerima tambahan sekitar Rp80 triliun hingga April 2025.

"KLM efektif per 1 April sudah ada tambahan sekitar Rp80 triliun," ungkap Solikin dalam konferensi pers di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Ia menerangkan, tambahan KLM Rp80 triliun tersebut untuk menjaga stabilitas likuiditas.

Insentif yang berupa pengurangan giro wajib minimum. Duitnya itu kan pasti untuk disalurkan ke kredit yang produktif secara struktur dan lain-lain," terang Solikin.

Solikin lebih lanjut menjelaskan, KLM dapat menjadi solusi bagi bank yang menghimpun dana pihak ketiga di tengah ketidakpastian ekonomi.

Pasalnya, perekonomian yang tidak stabil berisiko menimbulkan hambatan pada daya tahan finansial bagi masyarakat. Masalah tersebut dapat mendorong penurunan DPK yang diterima oleh bank.

Smart Intervention jadi Jurus BI Pertahankan Nilai Tukar Rupiah

Dalam pernyataan terpisah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan bahwa salah satu strategi andalan BI saat ini adalah kebijakan smart intervention, yaitu melalui intervensi cermat dan terukur yang difokuskan pada pasar non-deliverable forward (NDF) dan pasar offshore.

Denny mengungkapkan, pendekatan ini mulai menunjukkan hasil yang positif.

“BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil, dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada, melakukan intervensi di pasar offshore, melakukan intervensi di pasar sport, pasar DNDF, dan juga apabila diperlukan BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar SBN di dalam negeri,” ungkap Denny.

“Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya. Karena memang sama-sama kita ketahui, sebagaimana juga dengan pendapat atau pandangan dari Pak Gubernur, bahwa perkembangan global masih tidak pasti,” jelas Denny.

Rupiah Catat Performa Terbaik se-ASEAN

Bank Indonesia (BI) mencatat, Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 2,6 persen hingga 26 Mei 2025, di antara mata uang Asia.

“Kita lihat bahwa Indonesia Rupiah sampai dengan tanggal 26 itu mengalami penguata 2,6 persen. Kemudian di atasnya Indonesia ada Baht Thailand yang menguat 2,95 persen, (Ringgit) Malaysia menguat 2,64 persen. Di bawah Indonesia ada Singapura menguat 1,9 persen. Kemudian Filipina menguat 1,03 persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kepada media di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Kinerja positif rupiah ini menempatkannya sebagai salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, pelemahan tercatat terjadi pada mata uang India dan dolar Hongkong.

Read Entire Article
Bisnis | Football |