Harga Batu Bara Menguat Hari Ini 21 Mei 2025, Simak Penyebabnya

4 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara Newcastle naik 1,47% pada Rabu, 21 Mei 2025. Harga batu bara tersebut menguat menjadi USD 107,20 per ton.

Mengutip barchart.com, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Juni 2025 dibuka di posisi USD 106,30. Harga batu bara berada di level tertinggi USD 107,30 dan terendah USD 106,30.

Sedangkan harga batu bara untuk kontrak Mei 2025, harga batu bara terakhir diperdagangkan di posisi USD 100,55 per ton. Harga batu bara tersebut berada di level tertinggi dan terendah USD 100,55.

Mengutip tradingeconomics.com, harga batu bara Newcastle berjangka naik pada Mei, bangkit dari level terendah dalam empat tahun pada USD 93,7 pada 23 April di tengah risiko sesaat terhadap pasokan.

Penambang batu bara besar Australia, Whitehaven mencatat cuaca buruk pada Maret menghambat aktivitas ekspor bulan lalu. Namun, harga batu bara berjangka turun 20% tahun ini di tengah meningkatnya pangsa pembangkitan listrik dari sumber terbarukan dan permintaan pemanas yang lebih rendah karena musim dingin China yang lebih hangat.

Akibatnya produksi listrik berbahan bakar fosil di China turun 4,7% per tahun pada kuartal pertama, yang mendorong impor batu bara termal turun 13,1% per tahun menjadi 91,5 juta ton hingga April.

Di sisi pasokan, produksi Indonesia mencapai rekor 836 juta ton tahun lalu, melampaui target awalnya sebesar 18% meskipun meningkatnya investasi dalam sumber daya listrik alternatif membatasi permintaan batu bara termal. China berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton tahun ini setelah jumlah produksi yang memecahkan rekor pada 2024.

Harga Minyak Dunia Hari Ini Turun jadi Segini

Sebelumnya, harga minyak turun tipis pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena ketidakpastian dalam negosiasi AS-Iran dan pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Sementara data pemerintah baru memberikan prospek yang hati-hati bagi ekonomi China, importir minyak mentah utama.

Dikutip dari CNBC, Rabu (21/5/2025), harga minyak Brent turun 16 sen, atau sekitar 0,24%, dan ditutup pada harga USD 65,38 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 13 sen atau 0,21%, menjadi USD 62,56.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyuarakan keraguan mengenai apakah perundingan nuklir dengan AS akan menghasilkan kesepakatan saat Teheran meninjau proposal untuk mengadakan putaran negosiasi kelima.

Kesepakatan antara kedua negara akan memungkinkan Iran untuk meningkatkan ekspor minyak sebesar 300.000 barel hingga 400.000 barel per hari jika sanksi dilonggarkan, kata analis StoneX Alex Hodes.

Harga dibatasi oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang menunjukkan bahwa dia tidak siap untuk bergabung dengan Eropa dengan sanksi baru untuk menekan Moskow. Sementara Presiden Vladimir Putin dan Ukraina akan segera memulai negosiasi untuk gencatan senjata.

Banyak Minyak Rusia Masuk ke Pasar

“Namun, penyelesaian langsung perang Rusia/Ukraina tampaknya tidak mungkin. Jadi, meskipun hal itu dapat menyebabkan lebih banyak minyak dari Rusia masuk ke pasar, hal itu akan terjadi pada waktunya dan tidak pasti karena Rusia masih terikat dengan kewajibannya terhadap OPEC+,” kata Kpala Analis Komoditas Bjarne Schieldrop.

Yang menambah tekanan pada harga minyak adalah data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan output industri dan penjualan eceran di China, importir minyak terbesar dunia,. Sementara para analis memperkirakan adanya perlambatan dalam permintaan bahan bakar.

Namun, analisis tersebut tidak mencerminkan jeda tarif selama 90 hari antara AS dan China, dengan Goldman Sachs menunjuk pada peningkatan arus perdagangan China pada Senin malam.

Analis Tamas Varga menyatakan di luar ekonomi makro, geopolitik, dan lingkungan perdagangan utama saat ini, sulit untuk memastikan kapan suasana akan berubah drastis. 

Read Entire Article
Bisnis | Football |