Kasus-kasus Deepfake yang Rugikan Miliaran di Berbagai Belahan Dunia

3 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan yang semula dikembangkan untuk inovasi visual kini menjadi alat baru dalam kejahatan digital. Sejumlah kasus penipuan yang menggunakan teknologi deepfake telah terungkap di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir, dengan kerugian mencapai puluhan juta dolar dan dampak luas terhadap individu maupun perusahaan besar.

Melansir dari berbagai sumber, Senin (2/6/2025), berikut sejumlah kasus Deepfake yang merugikan di berbagai belahan dunia:

Penipuan Deepfake Video Konferensi di Hong Kong, Kerugian USD 25,6 Juta

Pada Januari 2024, seorang pegawai di kantor cabang Hong Kong dari sebuah perusahaan multinasional menjadi korban penipuan yang sangat canggih. Ia menerima pesan dari seseorang yang mengaku sebagai CFO perusahaan yang berbasis di London, mengundangnya ke pertemuan video terenkripsi.

Dalam pertemuan tersebut, ia berinteraksi dengan beberapa kolega yang ternyata merupakan hasil rekayasa deepfake. Para penipu menggunakan teknologi AI untuk menciptakan replika digital dari eksekutif perusahaan, termasuk suara dan penampilan visual mereka.

Akibatnya, pegawai tersebut melakukan 15 transfer dana ke lima rekening bank lokal, dengan total kerugian mencapai sekitar USD 25,6 juta atau setara Rp 418,1 miliar (asumsi kurs Rp 16.335 per dolar AS).

Sindikat Penipuan Romantis Deepfake di Asia, Kerugian Lebih dari USD 46 Juta

Pada Oktober 2024, polisi Hong Kong mengungkap sindikat penipuan yang menggunakan deepfake untuk menipu pria di berbagai negara Asia, termasuk Taiwan, Singapura, dan India.

Para pelaku, yang sebagian besar adalah lulusan teknologi informasi, menciptakan identitas palsu sebagai wanita cantik menggunakan deepfake, kemudian menjalin hubungan romantis dengan korban melalui pesan teks dan panggilan video.

Setelah membangun kepercayaan, mereka membujuk korban untuk berinvestasi dalam platform kripto palsu yang mereka buat. Total kerugian dari penipuan ini mencapai lebih dari USD 46 juta atau setara Rp 751 miliar.

Deepfake Australia, Kerugian Lebih dari 8 Juta Dolar Australia

Di Australia, lebih dari 400 laporan penipuan pada tahun 2023 terkait dengan video deepfake yang menampilkan tokoh terkenal, seperti Elon Musk dan Perdana Menteri Anthony Albanese, yang mempromosikan platform investasi palsu.

Salah satu korban, Gary Meachen, kehilangan seluruh tabungannya sebesar 400.000 dolar Australia setelah tertipu oleh video deepfake Elon Musk yang tersebar di media sosial. Penipuan semacam ini telah menyebabkan kerugian lebih dari 8 juta dolar Australia di negara tersebut.

Upaya Penipuan Deepfake terhadap CEO WPP

Mark Read, CEO dari WPP, perusahaan periklanan terbesar di dunia, menjadi target upaya penipuan yang menggunakan teknologi deepfake. Para pelaku membuat akun WhatsApp palsu dengan foto Read dan mengatur pertemuan Microsoft Teams dengan eksekutif lain, menggunakan kloning suara dan rekaman video untuk meniru Read dan seorang eksekutif lainnya.

Mereka berusaha meyakinkan korban untuk melakukan transaksi bisnis palsu. Namun, berkat kewaspadaan tim, upaya penipuan ini berhasil digagalkan.

Penipuan Deepfake di China, Kerugian USD 622.000

Seorang pria di Baotou, China, menjadi korban penipuan setelah menerima panggilan video dari seseorang yang ia yakini sebagai temannya. Pelaku menggunakan teknologi deepfake untuk meniru wajah dan suara temannya, meyakinkan korban bahwa dana tersebut diperlukan untuk proses lelang.

Akibatnya, korban mentransfer sekitar USD 622.000 atau setara Rp 10,1 miliar. Meskipun sebagian dana berhasil dibekukan oleh otoritas setempat, sekitar USD 6.000 tidak dapat dipulihkan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |