Liputan6.com, Jakarta Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno meminta pemerintah daerah di kawasan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor perlu membuat angkutan pengumpan (feeder) ke rute TransJabodetabek baru. Tujuannya, memudahkan akses masyarakat dan pekerja Ibu Kota terhadap transportasi umum massal.
Dia mengaitkannya dengan rencana pembukaan 6 rute baru TransJabodetabek dalam beberapa waktu kedepan. Ada 3 rute yang akan lebih dahulu diluncurkan.
"Dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta, disitu dimungkinkan ada subsidi transportasi yang langsung menuju Jakarta. Nah, itu sudah berjalan ini, 3 koridor dari Rencana 6, tahun ini 3. 3 itu kan dari Alam Sutera-Blok M, Vida Bekasi- Cawang, Nah, ke depan itu ada dari Sawangan ke Lebak Bulus," tutur Djoko saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (1/6/2025).
Tulang Punggung Transportasi Umum ke Jakarta
Dia mengatakan, TransJabodetabek ini bisa menjadi tulang punggung akses transportasi umum ke tengah Ibu Kota. Sisanya, tinggal bergantung ke komitmen daerah seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor untuk menyiapkan akses ke rute-rute tadi.
"Itu yang saya melihat, komitmen Tangsel sudah ada, 'kami akan buat feeder-nya' istilahnya ke perumahan itu, yang lainnya belum," ucapnya.
Dia menyoroti banyaknya perumahan di kawasan Bekasi, misalnya yang perlu angkutan pengumpan. "Bagaimana dengan Bekasi, itu banyak perumahannya. Saya sudah dapat datanya itu. Itu mestinya tugasnya pemerintah kabupaten atau kota Bodetabek," terangnya.
Penguatan Integrasi Layanan Transportasi
Djoko menegaskan, angkutan pengumpan itu perlu disediakan untuk memudahkan akses tadi. Jika rute TransJabodetabek sudah terbangun, ditambah feeder, maka bisa diimbangi dengan sosialisasi penggunaan transportasi umumnya.
Utamanya, akses itu dibangun ke pusat-pusat perumahan di kawasan penyangga DKI Jakarta.
"Jadi diupayakan semua perumahan Bodetabek itu ada feeder angkutan umum. Nah, (kalau) itu sudah ada, tinggal tadi busnya, dikuatin," tandasnya.
Keluhan Pekerja Jakarta
Sebelumnya, Kesenjangan transportasi umum antara DKI Jakarta dan sejumlah kota penyangganya masih dirasakan pekerja di Ibu Kota. Terutama akses dari tempat tinggal ke transportasi massal terdekat untuk menuju kantornya.
Keluhan serupa muncul dari pekerja yang tinggal di Bekasi, Pamulang, hingga Citayam. Yoga (28) mengungkapkan belum terkoneksinya angkutan umum sekitar tempat tinggalnya, sehingga dia memilih menggunakan kendaraan pribadi ke stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) terdekat.
"Untuk di tempat tinggal belum ada transportasi terintegrasi, jadi dari Kawasan komplek tempat saya tinggal memang masih butuh kendaraan pribadi menuju halte atau stasiun KRL atau LRT terdekat," kata Yoga, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (30/5/2025).
Perluas Akses Transportasi Publik
Dia berharap, kota tempat tinggalnya bisa memperhatikan akses transportasi umum seperti DKI Jakarta. "Karena di Bekasi sendiri masih ada beberapa komplek atau Kawasan perumahan yang memang masih jauh dari transportasi umum, sehingga masih membutuhkan kendaraan pribadi untuk mencapai transportasi umum," ujarnya.
Hal senada diungkap Aulia (27) yang bekerja di kawasan Jakarta Selatan itu mengakui tak banyak pilihan moda transportasi umum. Terdekat, hanya ada Stasiun KRL Sudimara dari tempat tinggalnya di Pamulang, Tangerang Selatan.
"Enggak banyak pilihan, kalau pun ada, MRT Lebak Bulus, tapi jarak dari rumah saya ke MRT Lebak Bulus cukup jauh dan akses menuju sana sangat macet. Jadi cukup buang waktu kalau ke sana," terangnya.