Siapkan Tabungan Emas, Pegadaian Edukasi Nilai Ekonomi dari Sampah

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) terus mendorong pengelolaan sampah melalui program The Gade Clean and Gold. Melalui program ini, Pegadaian mengajak masyarakat untuk menukar sampah plastik menjadi tabungan emas. 

Kendati begitu, pelaksanaan program The Gade Clean and Gold masih menemui sejumlah kendala. Terutama terkait pemahaman masyarakat terhadap sampah yang sebenarnya punya nilai ekonomis. 

"Tantangan terbesar adalah soal edukasi. Masih banyak masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah dari rumah atau belum memahami nilai ekonominya," ujar Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian Eka Pebriansyah dalam acara Climate Talk Liputan6.com bertema Menambang Emas dari Timbulan Sampah Plastik, dikutip Rabu (4/6/2025).

Di sisi lain, Eka menambahkan, keterbatasan infrastruktur di daerah-daerah tertentu juga menjadi hambatan. Termasuk pengangkutan, pengelolaan sampah, hingga inklusi keuangan masyarakat. 

"Namun, kami melihat ini sebagai peluang untuk terus berinovasi dan menggandeng lebih banyak local hero khususnya dalam bidang lingkungan," imbuh dia optimistis.

Tak hanya The Gade Clean and Gold, Pegadaian juga punya sejumlah inisiatif lanjutan dalam pengelolaan sampah organik. Salah satunya melalui program The Gade Integrated Farming, yang mengolah sampah organik seperti gulma dan kotoran ternak menjadi pupuk organik cair. 

"Program ini telah diimplementasikan di empat belas desa binaan Pegadaian dan mendukung pertanian berkelanjutan masyarakat," terang Eka. 

Selain itu, perseroan juga mengembangkan program Waste to Energy, yakni pemanfaatan sampah residu sebagai sumber energi. Penerapannya telah dilaksanakan di sejumlah kota dan daerah. Semisal di Padang, di mana sampah dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam proses produksi semen.

"Sementara di daerah Rempoah, Banyumas, sampah digunakan untuk menghasilkan listrik yang menerangi kawasan sekitarnya," Eka menambahkan.

Program Sedekah Sampah

Untuk sampah plastik, Pegadaian menjalankan program Sedekah Sampah dan Satu Cabang Satu Bank Sampah. Dengan konsep, setiap kantor cabang Pegadaian memiliki binaan bank sampah untuk menyalurkan sampah-sampah yang telah dikumpulkan dan dikelola secara bertanggung jawab.

"Tak hanya itu, Pegadaian juga aktif menggerakkan kampanye kebersihan melalui program Behind Football. Sebuah gerakan kolaboratif bersama suporter sepak bola dan PSSI untuk membersihkan stadion pasca pertandingan, sekaligus menanamkan semangat peduli lingkungan di kalangan generasi muda," tuturnya. 

Kendati begitu, Pegadaian tidak mau bekerja sendiri saja dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. Seperti ditekankan Eka, Pegadaian percaya solusi lingkungan hanya bisa dicapai dengan kolaborasi. 

"Oleh karena itu, kami menjalin hubungan pentahelix, melalui kerja sama dengan bank sampah, universitas, pemerintah, media dan hingga BUMN lainnya. Kolaborasi ini mencakup pelatihan, penyediaan fasilitas, edukasi, dan sistem Memilah Sampah Menabung Emas," ungkapnya. 

"Kami juga aktif bersinergi dalam program kolaborasi yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," dia menandaskan. 

Tukar Sampah Plastik dengan Emas, Pegadaian Tampung 3.030 Ton Sampah

Sebelumnya, PT Pegadaian (Persero) terus mendorong pengelolaan sampah melalui program The Gade Clean and Gold. Melalui program ini, Pegadaian mengajak masyarakat untuk menukar sampah plastik menjadi tabungan emas.

Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian Eka Pebriansyah menyampaikan, pihaknya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 3.030.013 kg, atau setara 3.030 ton sampah plastik dari berbagai titik lokasi bank sampah.

"Ini adalah hasil dari kolaborasi dengan 56.204 nasabah dan 425 bank sampah di seluruh Indonesia. Angka ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perluasan jangkauan program kami," ujarnya dalam acara Climate Talk Liputan6.com bertema Menambang Emas dari Timbulan Sampah Plastik, dikutip Rabu (4/6/2025).

"Total sampah yang terkonversi ke Tabungan Emas senilai 15 kg (include buyback)," dia menambahkan.

Secara mekanisme, Eka mengatakan, masyarakat cukup membawa sampah plastik yang sudah terpilah ke titik pengumpulan bank sampah binaan Pegadaian. Sampah tersebut ditimbang, kemudian nilai ekonominya dikonversi menjadi saldo tabungan emas.

"Nilai konversi ini mengikuti harga jual sampah plastik dan harga emas yang berlaku. Nasabah bisa langsung membuka rekening Tabungan Emas di tempat jika belum memilikinya, dan dari situ mereka mulai menabung dari sampah," jelasnya.

Tak Terbatas Nasabah Pegadaian

Tidak terbatas hanya pada nasabah Pegadaian, program The Gade Clean and Gold ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Eka menilai syarat keikutsertaannya pun sangat mudah. Cukup membawa sampah plastik yang bersih dan terpilah, serta bersedia membuka rekening Tabungan Emas jika belum punya.

"Justru, ini adalah cara kami untuk memperluas inklusi keuangan dan memperkenalkan investasi emas kepada masyarakat secara lebih luas," imbuh dia.

Kendati begitu, program The Gade Clean and Gold masih menghadapi tantangan terbesar soal edukasi. Lantaran, masih banyak masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah dari rumah atau belum memahami nilai ekonominya.

Di sisi lain, keterbatasan infrastruktur di daerah-daerah tertentu juga menjadi hambatan. Termasuk pengangkutan, pengelolaan sampah, hingga inklusi keuangan masyarakat.

"Namun, kami melihat ini sebagai peluang untuk terus berinovasi dan menggandeng lebih banyak local hero khususnya dalam bidang lingkungan," Eka menambahkan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |