Liputan6.com, Jakarta Timnas Iran sudah mengamankan satu tempat di Piala Dunia 2026. Namun, partisipasi mereka di ajang sepak bola terakbar itu kini berada dalam ketidakpastian besar dan masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari FIFA.
Bukan karena urusan teknis di lapangan, melainkan akibat eskalasi ketegangan geopolitik yang melibatkan Israel. Selain itu, hubungan Iran dengan Amerika Serikat sebagai salah satu tuan rumah tak cukup bagus.
Seperti diketahui, hubungan antara Iran dan Israel sudah lama berada di titik didih. Dua negara itu saling serang, baik secara langsung maupun lewat proksi. Belum lama ini, ketegangan memuncak setelah adanya serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, yang dituding dilakukan oleh Israel, serta ancaman balasan dari Teheran.
Situasi ini harus menjadi perhatian serius FIFA. Apalagi, Amerika Serikat merupakan salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko. Iran sangat mungkin dijadwalkan bermain di tanah AS, dan itu membuka sederet persoalan besar.
Timnas Iran Berpotensi Kena Sanksi FIFA
FIFA bukan tanpa preseden dalam menjatuhkan sanksi kepada negara peserta karena alasan politik dan keamanan. Rusia, misalnya, diskors dari semua kompetisi FIFA dan UEFA sejak menginvasi Ukraina pada 2022.
Kongo juga sempat diskors karena campur tangan pemerintah dalam urusan federasi sepak bolanya. Bahkan, beberapa negara lain seperti Eritrea, Jerman, Jepang, hingga Meksiko, pernah absen dari Piala Dunia karena alasan non-teknis.
Situasi Iran tak kalah pelik. Selain konflik bersenjata dengan Israel, mereka juga menghadapi hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, kedua negara ini sudah sering bersitegang, dan kini kembali di ujung tanduk setelah serangkaian aksi militer di kawasan Timur Tengah.
Kendala Visa dan Keamanan
Ancaman terbesar bagi partisipasi Iran bukan hanya soal sanksi formal dari FIFA, tetapi juga hambatan administratif dan keamanan. Berdasarkan laporan Reuters, Iran masuk dalam daftar negara yang terkena pembatasan visa penuh ke Amerika Serikat, merujuk pada kebijakan imigrasi era Presiden Donald Trump.
Para pemain, staf pelatih, hingga suporter Iran kemungkinan besar akan kesulitan memperoleh visa untuk masuk ke Amerika Serikat. Ini menjadi tantangan nyata jika Iran harus bermain di wilayah AS.
Saat ini, dari seluruh jadwal yang ada, hanya satu posisi di Grup A, yakni unggulan ketiga, yang memungkinkan sebuah tim memainkan semua laga fase grup di luar AS, yakni di Meksiko. Namun, Andai berhasil lolos dari fase grup, Iran mungkin akan tetap bermain di Amerika Serikat.
FIFA Hadapi Dilema Besar
FIFA kini berada dalam posisi yang sulit. Di satu sisi, prinsip non-diskriminasi dan meritokrasi dalam olahraga harus dijunjung tinggi. Iran lolos ke Piala Dunia 2026 lewat jalur kualifikasi dengan sah dan meyakinkan.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang semakin panas membuat kehadiran Iran bisa menimbulkan risiko keamanan dan komplikasi logistik besar, terutama di Amerika Serikat.
Apakah FIFA akan mencari jalan tengah agar Iran tetap bisa tampil tanpa bermain di Amerika Serikat? Jawabannya masih menunggu waktu. Yang jelas, Piala Dunia 2026 bisa menjadi panggung yang tak hanya sarat drama di lapangan, tetapi juga di meja diplomasi.