Liputan6.com, Jakarta - Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia Wolfgang Pikal meminta PSSI agar tak terlalu fokus pada program naturalisasi jika skuad Garuda berhasil lolos ke Piala Dunia 2026.
Meski langkah itu terbukti mampu mendongkrak kualitas tim nasional, pria yang pernah bekerja di bawah mendiang pelatih Alfred Riedl itu menilai naturalisasi pada dasarnya cuma merupakan solusi jangka pendek untuk mencapai tujuan.
Sebagaimana diketahui, Timnas Indonesia racikan Patrick Kluivert saat ini memang masih punya peluang tampil dalam ajang sepak bola terakbar yang akan digelar di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat tahun depan.
Jay Idzes dan kawan-kawan sementara berlaga di putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia dan tengah menduduki peringkat 4 klasemen grup C dengan perolehan 9 poin dari 8 pertandingan.
Jika berhasil mempertahankan posisi setidaknya sebagai empat besar grup, skuad Garuda bakal tembus ke putaran 4 FIFA World Cup 2026 Qualifiers.
Mereka bisa mencoba peruntungan lagi untuk merebut tiket turnamen sepak bola empat tahunan di tahap itu, andai tak sanggup mengejar predikat runner-up grup dan lolos otomatis mendampingi Jepang yang sudah menahbiskan diri sebagai pemuncak klasemen.
Branko Ivankovic, pelatih Timnas China, berada di ujung tanduk! Laga krusial melawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 jadi penentu nasibnya. Jika China gagal melaju ke babak keempat, Ivankovic terancam dipecat oleh Federasi Sepak Bola...
Wolfgang Pikal Minta PSSI Tak Lupakan Talenta Lokal
Menanggapi kiprah Timnas Indonesia saat ini, Wolfgang Pikal pun tak menampik bahwa pintu skuad Garuda untuk melangkah ke Piala Dunia memang masih terbuka, terutama berkat kehadiran sejumlah penggawa diaspora di skuad.
Hanya saja jika ambisi itu berhasil diwujudkan, dia mengingatkan PSSI agar ke depannya tetap ingat pada talenta asli lokal dan jangan hanya fokus pada program naturalisasi.
"Saya pikir sekarang (dengan) kita punya pemain-pemain naturalisasi itu, kita masih ada kesempatan ke Piala Dunia. Mungkin nomor dua di grup itu susah, tapi nomor 3 kemudian lanjut kualifikasi (putaran empat) dengan negara lain masih bisa," ujar Wolfgang Pikal saat ditanyai awak media di kawasan Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).
"Saya harap (jika) Indonesia ke Piala Dunia, jangan karena ke Piala Dunia, jadi lupa usia muda dan orang asli Indonesia yang main di liga sendiri. Sekarang (ada wacana) 11 pemain asing di liga. Itu untuk saya sedikit aneh. Mungkin bagus untuk penonton, tapi untuk pemain asli Indonesia tidak baik, terlalu banyak orang asing," tambah mantan asisten pelatih Timnas Indonesia.
Naturalisasi Cuma Solusi Jangka Pendek
Lebih lanjut, Wolfgang Pikal juga menyoroti bahwa program naturalisasi yang digencarkan PSSI saat ini pada dasarnya cuma merupakan solusi jangka pendek.
Walau tak dipandang salah, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia itu menilai federasi sepak bola Tanah Air tetap perlu mengembangkan pemain lokal yang dinilai punya banyak potensi.
"Semua sudah tahu naturalisai itu (sifatnya) cuma pendek aja. Itu solusi jangka pendek, itu saja," ujar Pikal kepada awak media.
"Jadi jangan cuma lihat ke sana saja, develop orang Indonesia asli di sini. Banyak potensi di indoensia, ini PR untuk PSSI," tandasnya.