Liputan6.com, Jakarta Ruben Amorim tampil dengan nada penyesalan sekaligus optimisme ketika berbicara langsung kepada para penggemar Manchester United di atas lapangan Old Trafford.
Setelah kemenangan 2-0 atas Aston Villa pada hari terakhir musim 2024/2025, pelatih berusia 40 tahun itu menyampaikan permohonan maaf atas pencapaian mengecewakan timnya yang hanya finish di posisi ke-15 Premier League.
Momen emosional tersebut menjadi puncak dari musim yang penuh tantangan bagi Manchester United, di mana mereka tidak hanya gagal meraih prestasi di kompetisi domestik tetapi juga kehilangan kesempatan bermain di kompetisi Eropa musim depan. Amorim, yang baru diangkat sebagai pelatih kepala pada November lalu, menggunakan kesempatan ini untuk membangun jembatan komunikasi dengan para pendukung setia.
Pidato singkat namun bermakna ini mencerminkan perjalanan sulit yang dialami klub raksasa Inggris tersebut sepanjang musim, sekaligus menandai titik balik untuk memulai babak baru dengan harapan yang lebih cerah. Amorim berusaha mengubah atmosfer negatif menjadi momentum positif menjelang musim mendatang.
Permohonan Maaf dan Rasa Terima Kasih
Amorim memulai pidatonya dengan permohonan maaf yang tulus kepada para penggemar Manchester United atas kinerja tim yang jauh dari ekspektasi. "Pertama-tama saya ingin meminta maaf untuk musim ini, kami tahu kalian sangat kecewa dengan tim," ujar Amorim setelah pertandingan hari Minggu tersebut.
Pelatih asal Portugal itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang terus diberikan fans sepanjang musim yang sulit. "Kedua, saya ingin mengucapkan terima kasih, kami sangat berterima kasih atas dukungan kalian selama musim ini," tambahnya dengan nada menghargai.
Amorim kemudian mengajak seluruh keluarga besar Manchester United untuk meninggalkan masa lalu dan bersatu membangun masa depan yang lebih baik. Dia menekankan pentingnya persatuan dalam menghadapi tantangan ke depan alih-alih terjebak dalam kekecewaan masa lalu.
Dari Peringatan Badai Menuju Janji Hari Cerah
Kontras yang menarik terlihat dari perubahan pesan Amorim sepanjang masa jabatannya di Manchester United. Pada awal Desember, setelah kemenangan telak 4-0 atas Everton dalam tiga pertandingan pertamanya yang menghasilkan dua kemenangan dan satu hasil imbang, Amorim pernah memperingatkan bahwa "badai akan datang."
Prediksi tersebut terbukti akurat ketika United kemudian kalah dalam enam dari tujuh pertandingan liga berikutnya dan tergelincir ke babak bawah klasemen. Performa buruk ini menjadi titik terendah dalam sejarah modern klub yang pernah mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa.
Namun pada hari Minggu, dengan nada yang berbeda, Amorim menyampaikan pesan optimisme: "Hari ini, setelah musim bencana ini, saya ingin mengatakan kepada kalian — hari-hari baik akan datang."
Pernyataan ini menandai perubahan filosofi komunikasi dari peringatan menjadi harapan, mencerminkan keyakinannya terhadap potensi kebangkitan Manchester United.
Keyakinan akan Kebangkitan United
Amorim menunjukkan keyakinan penuh terhadap kemampuan Manchester United untuk bangkit dari keterpurukan. Dia mengingatkan sejarah panjang klub dalam mengatasi berbagai krisis dan tantangan besar sepanjang perjalanan karirnya.
"Jika ada satu klub di dunia yang terbukti di masa lalu dapat mengatasi situasi apa pun, bencana apa pun — itu adalah klub kita, itu adalah Manchester United football club," tegas Amorim dengan penuh keyakinan.
Pelatih yang baru berusia 40 tahun itu juga tidak lupa meminta maaf kepada para pemainnya atas sikap yang mungkin kurang adil, namun menegaskan komitmennya untuk selalu bersikap jujur.
Musim ini berakhir dengan nada positif berkat kemenangan atas Aston Villa melalui gol Amad dan Christian Eriksen, meski empat hari sebelumnya United kalah di final Liga Europa dari Tottenham yang mengakibatkan mereka kehilangan kesempatan tampil di kompetisi Eropa musim depan.