Liputan6.com, Jakarta Trent Alexander-Arnold mendapatkan sambutan luar biasa dari para pendukung Liverpool saat masuk di babak kedua dalam laga melawan Crystal Palace di pekan ke-38 Premier League 2024/2025 di Anfield, Minggu (25/05/2025). Momen tersebut menjadi salah satu kenangan emosional bagi sang bek kanan yang sudah membela The Reds sejak kecil.
Pertandingan itu sendiri berlangsung dengan seru dan berakhir imbang 1-1. Namun, suasana di tribune berubah penuh emosi ketika nama Alexander-Arnold diumumkan untuk masuk menggantikan Conor Bradley di awal babak kedua.
Bagi pemain berusia 26 tahun itu, respon publik Anfield terasa jauh berbeda dibanding dua pekan sebelumnya. Saat itu, ia sempat mendapat kritik dari sebagian fans setelah muncul kabar bahwa ia akan hengkang dengan status bebas transfer.
Kini, setelah bertahun-tahun berjuang bersama Liverpool, ia merasa kehadirannya benar-benar dihargai. Sambutan positif dari para fans menjadi bukti bahwa segala dedikasinya selama ini tak dilupakan begitu saja.
Perpisahan yang Penuh Arti Dengan Fans Liverpool
Trent Alexander-Arnold menyadari bahwa pertandingan kontra Crystal Palace bukanlah sekadar laga biasa. Bagi dirinya, itu adalah panggung terakhir dalam balutan seragam merah sebelum melanjutkan petualangan baru.
Meski sempat dirundung spekulasi dan tekanan, Alexander-Arnold tetap menunjukkan profesionalisme tinggi hingga momen perpisahan tiba. Ketika ia melangkah ke lapangan, tepuk tangan dari pendukung menjadi penghargaan yang tak ternilai.
Ia menyebut bahwa momen itu sangat membekas di hatinya, apalagi mengingat sejarah panjangnya bersama klub. Mulai dari masa kecilnya di akademi hingga menjadi bagian penting dalam kesuksesan Liverpool, semuanya terasa terbayar lunas.
"Mendapat sambutan yang saya terima sangat berarti bagi saya," kata Trent Alexander-Arnold kepada Sky Sports. "Saya telah memainkan ratusan pertandingan untuk klub, tetapi saya tidak pernah merasa begitu dicintai dan diperhatikan seperti hari ini.”
"Dari lubuk hati saya, saya berharap para penggemar dan pendukung klub ini dapat menghargai kerja keras dan semua yang saya lakukan untuk tim. Tidak ada satu hari, menit, atau detik pun saya tidak memikirkan tim,” sambungnya.
“Dari usia enam tahun hingga sekarang, 20 tahun adalah waktu yang sangat lama, tetapi saya mencintai setiap menitnya - suka duka. Datang melalui akademi, masuk ke tim utama, menjadi bagian dari itu dengan baik, merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa,” tegas Trent.
Karier Penuh Prestasi Trent
Selama mengenakan kostum Liverpool, Alexander-Arnold sukses mengoleksi beragam gelar bergengsi. Ia menjadi bagian vital dari tim yang menjuarai Liga Champions 2019 dan dua kali mengangkat trofi Liga Primer Inggris.
Selain itu, ia juga membantu klub meraih Piala FA 2022 dan dua Piala Liga di tahun 2022 dan 2024. Bahkan, ia turut mempersembahkan satu-satunya gelar Piala Dunia Antarklub yang dimenangkan klub pada 2019 di Qatar.
Deretan pencapaian tersebut menjadi bukti dedikasi dan konsistensi sang pemain dalam membela panji klub kota kelahirannya. Tidak heran jika kepergiannya membawa nuansa haru yang mendalam bagi semua pihak.
Emosi dan Kenangan Abadi Trent
Usai pertandingan, Alexander-Arnold tak kuasa menahan air mata di tengah lapangan. Ia menyadari sepenuhnya bahwa babak baru dalam kariernya akan segera dimulai, namun hatinya masih tertambat di Anfield.
"Saya tidak bisa melupakan [kepergian saya], itu semua yang pernah saya alami. Kadang-kadang Anda mendapati diri Anda berpikir akan kembali musim depan, tetapi kemudian Anda ingat itu tidak benar karena banyak hal telah berubah,” tuturnya.
“Saya akan mengingat momen-momen ini sepanjang hidup saya, terutama hari ini. Ini adalah hari terbaik dalam hidup saya, hari yang sangat, sangat istimewa, dan pencapaian yang sangat istimewa bagi tim dan klub,” ungkapnya dengan penuh emosi.
Kepergian Alexander-Arnold meninggalkan warisan yang sulit dilupakan. Ia bukan hanya seorang pemain, tapi simbol dari kebanggaan lokal yang tumbuh besar bersama klub dan memberi segalanya untuk seragam merah kebanggaannya.