Timnas Indonesia U-23: Euforia Harus Dibatasi Agar Tidak Jadi Bumerang

11 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia U-23 mengawali langkah di Piala AFF U-23 2025 dengan kemenangan mencolok. Menghadapi Brunei Darussalam U-23 pada laga pertamanya di Grup A, pasukan Gerald Vanenburg tampil tanpa ampun dan menang telak 8-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kemenangan ini jadi pernyataan awal dari skuad muda Garuda, yang datang ke turnamen dengan pelatih baru dan persiapan terbatas. Namun, di lapangan, mereka tampil percaya diri dan dominan sejak menit pertama. Lini depan agresif, lini tengah cair, dan pertahanan nyaris tak diuji.

Namun, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberi pengingat yang penting. “Kalau saya lihat, untuk awal saya rasa permainannya di babak pertama sangat apik. Tapi kembali itu bukan ukuran, karena kita belum melawan Filipina ataupun Malaysia,” ucapnya, menegaskan bahwa tantangan sebenarnya baru akan datang dan euforia harus dibatasi agar tidak jadi bumerang.

Jens Raven Bersinar, tapi Jangan Lengah

Sosok paling menonjol dari pesta gol ini tentu saja Jens Raven. Pemain muda berdarah Belanda itu memborong enam dari delapan gol Indonesia. Ketajamannya luar biasa, dan kemampuannya mencari ruang jadi senjata mematikan yang membuat lini belakang Brunei kelimpungan.

Kehadiran Raven memberi warna baru di lini depan Timnas U-23. Meski baru bergabung, chemistry-nya dengan pemain-pemain Arkhan Fikri dan Rayhan Hannan terlihat menjanjikan. Dua pemain itu juga ikut mencetak gol dan menunjukkan peran penting dalam transisi serangan.

Namun, seperti ditekankan Erick Thohir, jangan buru-buru terlena. “Sama dengan Ravens juga apresiasi golnya banyak, tapi bukan ukuran,” katanya. Turnamen belum berakhir dan ujian sesungguhnya baru akan terlihat saat melawan tim yang secara level lebih seimbang, seperti Filipina dan Malaysia.

Persaingan Memanas, Filipina Jadi Kuda Hitam

Kejutan terjadi di partai lain Grup A. Filipina sukses mengalahkan Malaysia dengan skor 2-0. Hasil ini langsung mengubah peta persaingan. Jika awalnya Malaysia diprediksi jadi lawan terkuat Indonesia, kini Filipina justru mencuri perhatian.

Pertandingan selanjutnya akan sangat menentukan. Pada 18 Juli, Indonesia akan menghadapi Filipina, sedangkan Malaysia mencoba bangkit saat melawan Brunei. Dua hasil tersebut akan memengaruhi langsung peluang ke semifinal, apalagi hanya juara grup yang dipastikan lolos otomatis.

Indonesia masih punya satu laga berat lagi melawan Malaysia di penutupan grup pada 21 Juli, sementara Filipina akan bertemu Brunei. Jika ingin melangkah jauh, Garuda Muda harus tampil konsisten dan tak boleh terpeleset. Filipina sudah membuktikan mereka bukan tim penggembira.

Jaga Fokus, Jangan Besar Kepala

Kemenangan 8-0 jelas menggembirakan, tapi euforia itu harus dikendalikan. Erick Thohir menyampaikan pesan tegas kepada seluruh tim agar tidak besar kepala. “Tolong sampaikan ke manajer, ke coach, pemain, jangan besar kepala gara-gara menang 8-0 sama Brunei, tapi game akan lebih berat nanti,” ujar Erick.

Peringatan itu penting, apalagi mengingat pendeknya waktu persiapan tim. Gerald Vanenburg baru punya dua minggu membentuk tim, dan meski debutnya meyakinkan, masih banyak aspek yang bisa ditingkatkan. Konsistensi permainan, daya tahan, dan mental akan diuji di laga-laga berikutnya.

Dengan jadwal padat dan lawan yang makin sulit, Indonesia dituntut tetap rendah hati dan fokus. Filipina dan Malaysia bisa menjadi batu sandungan jika tim lengah. Garuda Muda harus membuktikan bahwa pesta gol kemarin bukan kebetulan belaka.

Read Entire Article
Bisnis | Football |