Rapor Manchester City Akhir Musim 2024/2025: Musim Tanpa Trofi, Waktu untuk Evaluasi?

17 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/2025 menjadi periode yang penuh tantangan bagi Manchester City. Setelah dominasi dalam beberapa musim sebelumnya, The Citizens harus menghadapi kenyataan pahit: musim tanpa trofi.

Seperti musim-musim sebelumnya, Man City selalu memulai musim dengan optimisme. Apalagi, pada laga pertamanya, Man City mampu mengalahkan Manchester United lewat adu penalti pada ajang Community Shield 2024/2025.

Di bursa transfer, Man City mendatangkan Savinho yang tampil impresif di Girona. Sementara, satu kejutan dibuat lewat keputusan melepas Julian Alvarez ke Atletico Madrid. Man City melepas salah satu pemain kuncinya.

Di luar dugaan, Man City menghadapi musim yang berat. Banyak pemain kunci cedera, salah satunya adalah Rodri. Penurunan performa Kevin De Bruyne juga berdampak sangat besar. Man City benar-benar berada pada situasi yang sangat pelik pada musim 2024/2025.

Performa di Kompetisi Domestik: Finis Ketiga Tanpa Gelar

Di Premier League, Manchester City menutup musim di posisi ketiga dengan 71 poin, di bawah Liverpool (84 poin) dan Arsenal (74 poin). Posisi dan raihan poin yang tidak ideal bagi tim seperti Man City.

Namun, lewat kemenangan 2-0 atas Fulham di laga terakhir memastikan mereka lolos ke Liga Champions musim depan. Man City masih akan bermain pada kompetisi antarklub Eropa yakni Liga Champions dan itu sangat penting klub.

Di FA Cup, Man City harus puas sebagai runner-up setelah kalah 0-1 dari Crystal Palace di final. Kekalahan ini menandai musim kedua berturut-turut mereka gagal meraih trofi domestik. Sebab, Community Shield sering tak dianggap sebagai trofi mayor.

Performa di Kompetisi Eropa: Tersingkir Dini di Liga Champions

Di Liga Champions, langkah City terhenti lebih awal dari biasanya. Mereka tersingkir di babak play-off fase gugur setelah kalah agregat 3-6 dari Real Madrid, dengan kekalahan di kandang dan tandang.

Ini adalah pertama kalinya sejak musim 2012/2013 City gagal mencapai babak 16 besar.

Di Liga Champions, City tampil meragukan sejak awal. City menelan kekalahan yang menyakitkan dengan skor 4-1 dari Sporting CP di League Phase. Setelah itu, City juga kalah 0-2 dari Juventus dan 2-4 dari PSG. Mereka lolos babak play-off setelah menang 3-1 atas Club Bruggers pada laga terakhir League Phase.

Pemain yang Bersinar dan Tenggelam

Jack Grealish mungkin masih mabuk setelah meraih treble musim lalu. Pemain 29 tahun itu minim kontribusi. Bahkan, di Premier League, dia hanya dua kali bermain secara penuh. Performanya turun drastis dibanding musim lalu!

Kevin De Bruyne juga tidak tampil optimal pada musim terakhirnya di Man City. Dia tidak berada pada kondisi 100 persen bugar pada sebagian besar musim. Kontribusi gol dan assist pemain asal Belgia itu tak sebagus musim-musim sebelumnya.

Omar Marmoush jadi pemain yang bersinar bagi Man City. Datang di pertengahan musim, Marmoush memberi efek besar di lini depan. Dia jadi alternatif mencetak gol selain Erling Haaland. Dia jadi versi baru dari seorang Julian Alvarez.

Pep Guardiola: Saatnya Refleksi dan Pembaruan

Pep Guardiola menghadapi musim yang penuh tekanan. Kegagalan meraih trofi dan performa tim yang menurun menimbulkan pertanyaan mengenai masa depannya di Etihad. Namun, seperti yang semua tahu, Pep belum akan pindah.

Meskipun berhasil membawa tim lolos ke Liga Champions musim depan, Pep perlu melakukan evaluasi mendalam dan mungkin pembaruan strategi untuk mengembalikan kejayaan City.

Pep dan Man City mungkin akan kembali pada level terbaiknya musim depan. Sebab, Rodri sudah pulih. Kolaborasi Marmoush dan Erling Haaland di lini depan bisa jadi andalan. Mereka akan makin lengkap jika Tijjani Reijnders datang.

Read Entire Article
Bisnis | Football |